Benarkah PKS Pro Rakyat Indonesia?

 
 
 A TESTIMONY FROM EX PKS CADRE

Pertama-tama, saya menuliskan pengalaman saya ini tidak untuk

Menjatuhkan atau menjelek-jelekkan salah satu partai besar di

Indonesia. Saya hanya ingin berbagi pengalaman untuk menjadi bahan

Renungan para pembaca agar dapat lebih mengenal PKS dari dalam.

Tulisan ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengenal PKS secara

Objektif, agar rakyat Indonesia mengetahui apakah PKS benar-benar

Mengusung kepentingan rakyat Indonesia atau justru sedang mengkhianati

Masyarakat Dan para kadernya sendiri dengan sentimen keagamaan serta

Jargon sebagai partai bersih. Sayangnya, banyak masyarakat Dan

Orang-orang di dalam tubuh PKS ini pun tidak menyadarinya.

Bagian tersebut akan saya jelaskan secara singkat di akhir cerita

Saya, Dan sekarang saya ingin berbagi dulu kepada para pembaca

Mengenai sistem pengkaderan PKS yang sangat canggih Dan sistematis

Sehingga dalam waktu singkat membuatnya menjadi partai besar.

Saya waktu mahasiswa adalah kader PKS mulai dari 'am sirriyah sampai

Ke 'am jahriyah. Mulai dari saya masih sembunyi-sembunyi dalam

Berdakwah, sampai ke fase dakwah secara terang-terangan, sejak PKS

Masih bernama PK sampai kemudian menjadi PKS.

Dalam struktur pengkaderan PKS di kampus, Ada beberapa lingkaran,

Yakni lingkaran inti yang disebut majelis syuro'ah (MS), lingkaran ke

Dua yakni majelis besar (MB), Dan lingkaran tiga yang menjadi corong

Dakwah seperti senat (BEM), BPM (MPM), Dan lembaga kerohanian Islam..

Jenjangnya adalah mulai dari lembaga dakwah tingkat jurusan, fakultas,

Sampai ke universitas. Jika di universitas tersebut terdapat asrama

Dan punya kegiatan kemahasiswaan, maka di sana pun pasti Ada struktur

Seperti yang telah saya terangkan.

Universitas biasanya akan berhubungan dengan PKS terkait perkembangan

Politik kampus maupun perkembangan politik nasional. Dari sanalah

Basis PKS dalam melakukan pergerakan-pergerak an politik dalam negeri

Atas nama mahasiswa baik itu yang berwujud demonstrasi ataupun

Pergerakan lainnya. Sistem pergerakan, pengkaderan, Dan struktur

Lingkaran yang terjadi di dunia kampus sama persis dengan yang terjadi

Di tingkat nasional.

Kembali ke dalam struktur lingkaran PKS di kampus, orang-orang yang

Duduk di MS jumlahnya biasanya tidak banyak Dan orang-orangnya adalah

Orang-orang yang terpilih. Kebanyakan yang menjadi anggota MS adalah

Mahasiswa yang memang sudah di kader sejak SMU. Tapi tidak banyak juga

Yang berhasil masuk ke dalam MS dari orang-orang yang telah dikader

Pada saat kuliah. Saya termasuk orang yang masuk ke dalam lingkaran MS

Yang baru di kader pada saat kuliah Dan menduduki posisi sebagai

Mas'ulah di asrama UI sehingga saya punya akses langsung untuk

Berdiskusi dengan mas'ulah tingkat universitas. Dari sini juga saya

Akhirnya banyak tahu sistem dalam PKS meskipun saya pada tingkat

Fakultas hanya masuk sampai tingkat MB.

Dalam MS Dan MB memiliki mas'ul (pemimpin untuk anggota ikhwan) Dan

Mas'ulah (pemimpin untuk anggota akhwat). Masing-masing mas'ul (ah)

Ini membawahi MS secara keseluruhan Dan Ada juga mas'ul(ah) yang

Membawahi sayap-sayap dakwah yakni sayap tarbiyah (mengurusi

Pengkaderan khusus untuk ikhwah seperti pemetaan liqoat, materi

Liqoat, DLL), sayap syiar (mengurusi syiar Islam khususnya dalam

Lembaga kerohanian formal Dan menjaring kader baru), Dan sayap sosial

& politik (mengurusi dakwah dalam bidang lembaga formal kampus yakni

BEM Dan MPM).

Di lingkaran ke dua adalah majelis besar, anggotanya adalah ikhwah

Yang sudah di kader juga Dan tinggal menerima keputusan dari MS untuk

Dilaksanakan. Jadi, MS ini adalah tink-tank dari seluruh kegiatan yang

Terjadi di kampus. Apabila kader PKS duduk sebagai ketua BEM/Senat

Atau MPM/BPM, maka semua kegiatannya harus mendapat ijin dari MS Dan

Memang biasanya berbagai agenda di BEM/Senat Dan MPM/BPM ini dibuat

Oleh MS.

Bagaimana sistem pengkaderan PKS itu sendiri? Bagaimana PKS mengubah

Seorang menjadi kader yang militant? Jalan pertama adalah menguasai

Senat, BEM, BPM, Dan MPM. Apabila lembaga formal ini sudah dikuasai

Maka akan mudah untuk membuat kebijakan terutama pada masa penerimaan

Mahasiswa baru.

Saat orientasi Mahasiswa baru biasanya mereka akan dibentuk kelompok

Kecil (halaqah) Dan ikhwah PKS akan berperan sebagai mentor. Kegiatan

Ini akan berlanjut rutin selama masa perkuliahan di mana halaqah ini

Akan berkumpul 1 minggu sekali. Dari sinilah biasanya akan terjaring

Orang-orang yang kemudian akan menjadi ikhwah militan, bahkan orang

Yang sebelumnya tidak pakai jilbab Dan sangat Gaul bisa menjadi

Seorang akhwat yang sangat pemalu namun juga sangat militan.

Agenda utama kami adalah membentuk Manhaj Islamiyah di Indonesia

Menuju Daulah Islamiyah (mirip dengan sistem Khilafah Islamiyah dari

HTI). Doktrin utama dalam sistem jamaah PKS yang juga menamakan

Dirinya sebagai jamaah Ikhwanul Muslimin ini adalah "nahnu du'at qobla

Kulli sya'I" Dan "sami'na WA ata'na". Dua doktrin inilah
Yang membuat

Kami semua menjadi orang yang sangat loyal Dan militan. Setiap

Instruksi yang diberikan dari mas'ul(ah) ataupun murabbi(ah) kami akan

kami pasti patuhi meskipun kami tidak benar-benar paham tujuannya.

Seperti menyumbang, mengikuti demonstrasi, meskipun harus bolos

kuliah, dll.

Selama saya aktif di pergerakan ini, saya melihat banyak sekali

teman-teman saya yang berhenti menjadi Aktivis Dakwah Kampus (ADK).

Dulu saya merasa kasihan dengan mereka, karena yang saya tahu –

diberitahu oleh murabbi kami dan juga seringkali dibahas dalam taujih

atau tausiyah (semacam kultum) – bahwa dalam jalan dakwah ini selalu

akan ada orang-orang yang terjatuh di jalan dakwah, mereka adalah

orang-orang futur (berbalik ke belakang)..

Orang-orang ini biasanya kami label sebagai anggota "basah" (barisan

sakit hati). Saya mempercayai semuanya sampai akhirnya saya pun merasa

tidak cocok lagi untuk berada di sana dan memutuskan untuk keluar dari

ADK padahal saya dulu sudah diproyeksikan sebagai ADK abadi (orang

yang akan menjadi aktivis dakwah kampus selamanya dengan cara menjadi

dosen atau karyawan tetap di kampus).

Ada beberapa alasan yang membuat saya mengambil keputusan untuk

keluar, antara lain:

1. Adanya ekslusivisme antara kami para ADK dengan orang-orang diluar

ADK. Kami para ADK adalah orang-orang khos (orang khusus) dan mereka

adalah adalah orang 'amah (orang umum). Orang khos adalah orang yang

sudah mengikuti tarbiyah dan mengikuti liqo'at (semacam halaqah tapi

lebih khusus lagi) dan orang 'amah adalah orang yang belum mengenal

tarbiyah.

Para ikhwah, terutama para ADK, tidak akan mau menikah dengan 'amah

karena mereka dapat membuat orang khos seperti kami menjadi future,

bahkan bisa membuat kami terlempar dari jalan dakwah. Istilah khos dan

a'amah ini membuat saya merasa tidak natural dan tidaknmanusiawi dalam

menghadapi teman saya yang 'amah.

Saya diajarkan bahwa mereka adalah mad'u (objek dakwah) saya. Jika

saya bisa menarik mereka ke dalam sistem kami apalagi bisa menjadi

ADK, maka kami akan mendapat pahala yang sangat besar. Saya merasa

menjadi berdagang dengan teman saya yang dulunya sebelum menjadi ADK

adalah sahabat saya. Saya merasa tidak memanusiakan teman saya dan

lebih memandang mereka sebagai objek dakwah.

2. Dalam liqo'at ataupun dauroh saya juga ada beberapa hal yang

membuat saya tidak sreg, seperti bahwa saya harus lebih mengutamakan

liqo'at daripada kepentingan orang tua dan keluarga saya. Bahkan saya

pernah diberitahu bahwa bila sudah ada panggilan liqo'at, mski orang

tua saya sakit dan harus menjaganya, maka saya harus tetap datang liqo

(entah mengapa selama beberapa tahun saya bisa menerima konsep yang

kurang manusiawi ini).

Hal lain adalah saya tidak boleh mengikuti kajian di luar liqo saya,

padahal setahu saya bahwa kebenaran itu tidak hanya milik liqo saya,

masih banyak sekali kebenaran di luar sana. Bahkan buku bacaan pun

diatur dimana ada banyak buku yang saya sangat berguna untuk menambah

wawasan keislaman saya seperti buku yang mengajarkan tentang hakikat

islam namun oleh murabbi saya dilarang. Untuk hal ini saya membangkang

karena seandainya islam itu memang benar rahmatan lil alamin maka

ilmunya pun pasti sangat luas dan tidak hanya monopoli orang-orang di

PKS semata.

Dan hal yang paling mengusik saya adalah selama saya mengaji di liqo

ataupun mengikuti taujih dan taushiyah dalam syuro ataupun

dauroh-dauroh (training) saya merasa lebih banyak diajarkan tentang

kebencian terhadap agama atau aliran lain seperti bagaimana kejamnya

kaum nashoro (nasrani) yang membantai saudara kami di Poso, yahudi

yang membantai saudara kami di Palestina, JIL yang memusuhi kami, NII

yang sesat, teman-teman Salafi yang mengganggu kami, dst.

Sampai-sampai, akibat begitu terinternalisasinya hal tersebut, ketika

saya mengikuti tarbiyah universitas dan sedang makan siang, saya dan

teman-teman menganggap yang sedang kami makan dan telan itu adalah

orang-orang yahudi dan nashoro.

Doa-doa kami pun selalu secara khusus ketika qunut adalah untuk

mujahid-mujahid di Palestina dan Afganistan (kadang saya berpikir

kapan kita berdoa untuk pahlawan perjuangan di Indonesia yang telah

menghadiahkan kemerdekaan terhadap kita). Sejujurnya saya lebih

tersentuh dan bisa menangis tersedu-sedu ketika dibacakan ayat-ayat

seperti dalam surat Ar-Rahman yang menceritakan Cinta-Ilahi ketimbang

surah seperti Al-Qiyamah yang menceritakan azabNya.

Kebencian sangat bertentangan dengan hati nurani saya karena saya

sangat percaya dengan ayat yang mengatakan bahwa rahmat Allah SWT

lebih cepat dari murkaNya, yang artinya cinta Allah SWT seharusnya

dapat menghapus kemarahanNya terhadap umat manusia. Inilah sebabnya

mengapa di sini hati saya merasa sangat kering saat mengikuti tausiyah

dan taujih yang senantiasa bercerita tentang peperangan dan kebencian.

3. Semua ganjalan-ganjalan yang saya rasakan akhirnya meledak ketika

saya kemudian tahu dari sumber yang terpercaya dalam pemerintahan,

juga dari petinggi PKS sendiri, tentang agenda yang tidak pernah saya

ketahui sebelumnya dan pastinya juga tidak diketahui oleh orang-orang

se-level saya atau bahkan pun pengurus inti PKS.

Agenda utama PKS adalah menghancurkan budaya Indonesia melalui invasi

budaya Arab Saudi. Banyak sekali indikasi yang saya rasakan langsung

pada saat menjadi ADK seperti upaya kami untuk menghalang-halangi

acara seni, budaya, musik, dll. Hingga berbagai upaya kami agar bisa

memboikot mata kuliah ilmu budaya dasar (IBD). Saya ingat dulu, karena

saya begitu termakan doktrin bahwa mata kuliah IBD tidak berguna dan

bisa melemahkan iman saya seringkali membolos kalau ada latihan menari

sampai saya sempat dibenci teman-teman saya.

Kembali kepada agenda PKS ini sebagai perpanjangan tangan dari

Kerajaan Saudi tujuan utamanya adalah agar kekuasaan Arab bisa

mencapai indonesia mengingat satu-satunya sumber devisa Arab adalah

minyak yang diperkirakan akan habis pada tahun 2050 dan melalui jamaah

haji.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya sumber daya alam dan

merupakan umat muslim terbesar di dunia. Bahkan jika seluruh umat

muslim di timur tengah disatukan, umat muslim Indonesia masih jauh

lebih banyak. Untuk itu, agar dapat bertahan secara ekonomi, maka Arab

Saudi harus bisa merebut Indonesia dan cara yang paling jitu adalah

melalui invasi kebudayaan.

Islam dibuat menjadi satu dengan kebudayaan Arab, sehingga budaya Arab

akan dianggap Islam oleh masyarakat Indonesia yang relatif masih

kurang terdidik dan secara emosional masih sangat fanatik terhadap agama.

Ketika kebudayaan lokal sudah bisa dihilangkan dan kebudayaan Arab

yang disamarkan sebagai Islam dapat berkuasa, maka orang-orang akan

menjadi begitu fanatik buta bahkan fundamentalis dan tidak bisa lagi

mengapresiasi agama lain dan budaya lokal. Lalu, bila kebudayaan

Nusantara sudah sampai dianggap musyrik atau bid'ah, maka saat itulah

NKRI akan bubar. Orang-orang yang pulaunya dihuni oleh mayoritas non

muslim atau yang masih memegang budaya lokal di indonesia akan meminta

merdeka. Pulau-pulau di Indonesia akan terpecah belah dan pada saat

itulah orang-orang ini akan bagi-bagi "kue".

Peta rencanaya adalah bagian pulau di Indonesia yang mayoritas Islam

akan dikuasai oleh Arab. Sedangkan daerah yang penduduknya mayoritas

kristen akan dikuasai oleh Amerika. Lalu, daerah-daerha yang mayoritas

penduduknya beragama Hindu, Buddha, Animisme, dll., akan dikuasai oleh

Cina.

Tidak banyak orang PKS yang tahu soal ini, hanya segelintir saja yang

memahaminya. Mereka menduduki posisi-posisi strategis dalam

pemerintahan agar dapat lebih memudahkan agendanya. Sentimen keagamaan

terus dipakai untuk meraih simpati masyarakat. Sehingga berbagai

produk kebijakan seperti Perda Syariat, UU APP, dll. yang rata-rata

hanya sekedar mengurus masalah cara berpakaian semata akan dengan

bangganya diterima oleh masyarakat muslim yang naif sebagai

keberhasilan Islam. Masyarakat kita lupa bahwa sampai saat ini PKS

belum menghasilkan produk yang dapat memajukan ekonomi, menyelesaikan

permasalahan kesehatan, pendidikan, pencegahan bencana alam, korupsi,

trafficking, tayangan TV yang semakin memperbodoh masyarakat, dan

permasalahan lain yang lebih riil dan sangat dibutuhkan oleh

masyarakat kita ketimbang sekedar mengatur cara orang dewasa

berpakaian dan berperilaku.

Jangan terburu-buru apriori dan menganggap tulisan mengenai pengalaman

saya ini adalah black campaign. Renungkan dengan hati nurani yang

dalam. Tidak ada kepentingan saya selain hanya menyampaikan kebenaran.

Saya tahu resiko apa yang ada di hadapan saya dan siapa yang saya

hadapi. Tapi saya lebih takut menjadi bagian dari orang yang zalim,

karena tahu kebenaran, namun tidak bersuara.. Rasa cinta saya bagi

negeri yang sudah memberi saya kehidupan ini menutupi rasa takut saya.

Saya yakin siapa yang berjalan dalam kebenaran maka kebenaran akan

melindunginya.

Buat rekan saya, murabbi saya, sahabat-sahabat saya dulu sesama

ikhwah, saya mencintai kalian semua dan akan terus mencintai kalian.

Saya berharap, persaudaraan kita tetap terjalin karena bukanlah partai

atau agama yang mempersaudarakan kita, tapi karena kita satu umat

manusia, anak cucu Adam. Kalau bahasa teman saya, kita menjadi saudara

karena kita menghirup udara yang sama, makanya kita disebut

"sa-udara".Semoga pengalaman saya ini dapat menjadi bahan renungan

para jamaah "fesbukiyah" dalam menentukan pilihan pemimpin yang
akan

membawa kapal Indonesia menuju masyarakat yang bahagia, makmur dan

sentosa, yang memiliki jati diri dan menghargai kebudayaan nusantara.

Wallahu A'lam Bis-Shawab Wallahul Musta'an.

In this note: Rakyat Non Partai

sebagai tambahan pengetahuan, baca buku: Ideologi PKS: dari masjid menuju
Parlemen, penerbit: LKis Jogjakarta 2009.
FREE Animations for your email - by IncrediMail! Click Here!

0 Responses to "Benarkah PKS Pro Rakyat Indonesia?"

Posting Komentar

Free Web Hosting with Website Builder