ALLAH Bersama Hamba Yang Mengingat Dan Menyebut Nama Nya

 

Sabda Rasulullah saw :
"Aku bersama hamba Ku ketika IA mengingat Ku Dan bergetar bibirnya menyebut
Nama Ku"(Shahih Bukhari)

 

ImageIni hadits qudsiy, hadirin disini Ada sedikit salah terjemah. Disini
Sabda Rasulullah saw semestinya selanjutnya sabda Rasulullah saw bahwa Allah
Berfirman. Jadi ucapan ini dari Allah Swt bukan dari Nabi Muhammad saw.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt yang telah menghadirkan Kita didalam
Kehadiran teragung sepanjang zaman yaitu kehadiran detik – detik dimana Kita
Sedang mendekatkan diri kepada Allah. Dengan shalat, dengan dzikir, dengan
Puasa, dengan zakat, dengan shadaqah Dan semua amal shalih lainnya
Diantaranya kehadiran di majelis – majelis dzikir Dan majelis taklim yang
Mana seluruh kemuliaan Dan kesucian itu tumpah ruah di majelis taklim Dan
Majelis dzikir seperti ini.

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Maha Raja Alam Semesta yang menguasai
Setiap hamba Dan semua yang tercipta. Saya bicara "tercipta" karena memang
Tidak Ada kehidupan yang dicipta terkecuali tercipta oleh Rabbul Alamin.
Dicipta oleh Allah bukan dicipta oleh makhluk lainnya.

Seorang suami istri menikah belum tentu bisa menghasilkan seorang anak.
Demikian pula hewan belum tentu bertelur, demikian pula tumbuhan belum tentu
Tumbuh jika ditanam. Akan tetapi Ada samudera ketentuan Ilahi yang mengatur
Segala kehidupan Dan mengatur setiap nafasku Dan nafas kalian. Dia (Allah)
Maha Tahu berapa jumlah nafas Kita, Dia (Allah) Maha Tahu berapa jumlah debu
Yang Kita injak, Dia (Allah) Maha Tahu berapa kali Kita akan melihat
Matahari terbit, Dia (Allah) Maha Tahu perasaan Kita, apakah Kita menyesali
Dosa atau justru malah sombong merasa tak butuh pengampunan. Maha Melihat
Sedang melihat jiwamu wahai hadirin – hadirat, wahai saudara – saudariku
Yang kumuliakan, ingatlah Dzat yang paling pantas untuk diingat.

ImageTelah bersabda Nabiyyuna Muhammad Saw riwayat Shahih Bukhari. "Ada
Diantara manusia itu yang beramal dengan amalan ahli neraka hampir sepanjang
Hidupnya sampai antara dia Dan neraka hanya 1 jengkal saja". Maksudnya 1
Jengkal saja adalah nafasnya, nafasnya hanya beberapa nafas lagi Dan dia
Akan wafat Dan akan masuk ke dalam neraka. Tetapi didahului kehendak Illahi
Maka dia beramal dengan amalan ahli surga, bertaubat kepada Allah Dan dia
Masuk ke dalam surga."Ada lagi kelompok yang beramal dengan amalan ahli
Surga sampai antara dia Dan surga tinggal 1 hasta saja, lalu didahului oleh
Ketentuan Allah terlebih dahulu dia beramal dengan amalan ahli neraka Dan
Dia masuk neraka"</I< b>. (Shahih Bukhari)

Kita bertanya kenapa ini Dan untuk apa gunanya ibadah? Lalu apa gunanya
Meninggalkan dosa? Kalau semuanya sudah ditentukan oleh Allah Jalla Wa Alla.
Jawabannya bukan itu, Hadits ini adalah tandzir (peringatan) li shalihin al
Mutakabbir" hadits ini mempunyai 2 makna membawa kabar gembira Dan harapan
Bagi para pendosa walau kau tinggal 1 jengkal saja dari api neraka. Allah
Masih bisa membuatmu Dan menerima taubatmu Dan kau kembali kepada Allah
Dalam keadaan masuk surga. Jangan putus ASA dari Rahmatnya Allah. Karena
Allah mampu membolak – balik keadaan hingga bagaimana keadaannya jiwamu
Kepada Allah. Karena Allah telah berfirman didalam hadits qudsiy "Ana 'inda
Dzhanni 'abdiy biy" Aku bersama persangkaan hamba-Ku.

Seorang hamba siang Dan malam tidak pernah bisa meninggalkan dosa, siang Dan
Malam tidak pernah terlintas hal yang baik tiba – tiba sekilas IA melihat
Atau mendengar sesuatu yang baik didalam Islam maka berubahlah IA kepada
Cahaya Keindahan Keridhoan Ilahi. Demikian keadaan para sahabaturrasul
Radiyallahu anhum. Orang – orang yang bejat, orang – orang yang kejam Dan
Sadis berubah menjadi ahlul sujud, berubah menjadi orang yang selalu
Tangannya menengadah kehadirat Allah, menjadi orang yang paling khusyu' di
Muka bumi terkena sinar cahaya nabawiy yang diterbitkan oleh Allah untuk
Membawa kebahagiaan yang abadi yang dibawa oleh Sayyidina Muhammad Saw. Sang
Pembawa Risalah kebahagiaan dunia Dan akhirat Sayyidina Muhammad Saw. Dan
Dialah (Allah) yang menerbitkan rahasia kebahagiaan itu. Dan Dialah (Allah)
Yang Memiliki segala kebahagiaan. Kebahagiaan di dunia Dan kebahagiaan di
Akhirat.

ImageLalu bagaimana dengan orang yang selalu beramal baik? Kalau sudah
Tinggal 1 hasta saja dengan surga sudah didahului ketentuan Allah, IA masuk
Ke dalam neraka beramal dengan amalan ahli neraka. Lalu apa gunanya ibadah?
Sebagaimana saya katakan ini adalah "tandzir li shalihin al mutakabbirin",
Ini adalah peringatan bagi orang yang banyak beramal jangan sombong dengan
Amalnya. Barangkali dengan kesombongannya itu, bisa Allah balik IA berubah
Menjadi orang yang menginginkan perbuatan jahat Dan IA wafat dalam
Keburukan. Demikian indahnya Sang Nabi saw menuntun para pendosa Dan para
Shalihin. Menuntun orang yang berbuat baik selalu Dan menuntun orang yang
Selalu berbuat dosa agar berpadu dalam kemuliaan Illahi.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Allah Swt berfirman "wahai manusia
Berhati – hatilah Dan bersiaplah. Akan datang Hari kiamat kepadamu, Sang
Pencipta alam semesta yang mencipta dari tiada, yang menghamparkan permukaan
Bumi dari tiada, yang membentangkan angkasa sebagai lambang keindahan-Nya
Dari tiada, mengatakan bahwa akan datang Hari kehancuran. Sebagaimana ini
Semua Ada dari tiada, ini semua akan berubah menjadi tiada karena ini semua
Milik-Ku", kata Allah. Adakah manusia memiliki dirinya sendiri? IA tidak
bisa mencipta sebutir sel tubuhnya. Berapa milyar sel tubuh kita yang
berfungsi setiap hari, siapa yang memerintah sel tubuh kita untuk berfungsi,
siapa yang memerintah sel tubuh kulit ketika kulit terluka, lantas ia
merajut kembali sel – sel kulit yang baru. Siapa yang mengatur dan
mengajarinya? Allah Allah Allah. Nama yang paling berhak diagung – agungkan
dan disebut – sebut sepanjang waktu dan zaman.

ImageSebelum kita berdzikir dan mengingat Allah, Allah sudah memberi kita
kehidupan dan itu pemberian yang tidak bisa diberikan oleh makhluk satu sama
lainnya. Dan Allah Swt sebelum mengajak kita berdzikir, sudah menjadikan
alam semesta ini berdzikir. Hadirin – hadirat, namun manusia tidak
mendengarnya. Alam semesta berdzikir kehadirat Allah, mengagungkan Nama
Allah, tersisalah jiwaku dan jiwa kalian yang sepi dari dzikrullah. Lihat
keadaan teman – teman kita, bangga dan tenangnya dengan narkotika miliknya.
Tahukan ia jika tersingkap baginya keadaan temannya yang sedang menggelepar
di alam barzah karena perbuatan itu. Jika ia melihatnya, ia akan bersujud
terus dalam sujudnya hingga wafat.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika jenazah orang yang wafat itu
diusung. Jika jenazah shalihin, ia berkata "qaddimuniy..qaddimuniy" cepat –
cepat majukan aku, bawa ke makamku karena aku akan mendapatkan kemuliaan.
Tapi apabila yang wafat itu adalah orang – orang yang fasiq, banyak berbuat
dhalim, banyak berbuat jahat maka ia berkata "yaa waylahaa, ayna yadzhabuu
biha" ini mau dibawa kemana jasadku, jangan cepat – cepat dikuburkan, aku
akan dimitai bertanggung jawab. Hadirin – hadirat, Rasul saw bersabda "suara
jeritan itu didengar oleh seluruh makhluk terkecuali jin dan manusia". Jika
mereka mendengarnya, mereka akan wafat karena takutnya".

ImageHadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Allah berfirman "inna
zalzalatassa'ati syai'un adhim " hari kiamat itu adalah hari yang sangat
dahsyat. QS. Al Hajj : 1. Kenapa kita lihat itu? Hari itu orang yang punya
bayi yang diasuhnya dilempar bayi itu dan meninggalkan semua anaknya karena
takut dimintai pertanggungjawaban. Anak ini diasuh dengan baik atau tidak,
diberi susu yang halal atau tidak, kau ajari ia keagungan Nama-Ku atau tidak
dari takutnya semua anak dilempar oleh mereka. Dan wanita yang hamil
menggugurkan kehamilannya, kenapa? tidak mau bertanggung jawab atas satu
nyawa lagi selain dirinya. Bertanggung jawab atas dirinya saja susah,
apalagi bawa tanggung jawab atas bayi yang baru lahir. Apakah diberi makanan
yang halal, apakah hari – harinya diperbuat dengan hal yang baik.

Akan Kau lihat manusia itu lari kesana – kemari bagaikan mabuk dari takutnya
panggilan – panggilan api neraka, QS. Al Hajj : 2 karena api neraka
memanggil para pendosa. Kau lihat mereka seakan mabuk, mereka bukan mabuk
tapi melihat dahsyatnya kejadian di hari kiamat. Ketika ayat ini turun
bergetar para sahabat.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika ayat ini turun sebagian para
sahabat berjatuhan karena takutnya kepada Allah atas firmannya. Nabi saw
mengumpulkan mereka. Manusia yang paling berkasih sayang, manusia yang
paling ramah, manusia yang tidak senang melihat manusia sedih dan risau,
seraya berkata "absyiru..absyiru" sini – sini mendekat. "Jangan
bergelimpangan menangis seperti itu, sini – sini berkumpul dekat denganku",
kata Rasul saw. Maka Rasul saw bersabda "hai umatku kalian ini aku harapkan
pasti menjadi ¼ penduduk surga". Mendengar kata – kata itu, , dihibur oleh
Sang Nabi saw, maka bertakbir para sahabat "Allahu Akbar,.masya Allah 1/4
ahli surga". Maka ketika para sahabat terlihat gembira, Rasul saw tambah
lagi "kalian tahu bahwa aku minta pada Allah bukan ¼ bahkan sepertiga dari
ahli surga". "Allahu Akbar", para sahabat bertakbir lagi. Lalu Rasul
tersenyum dan berkata "hai, kalian tahukan kalau aku berdoa kepada Allah
agar kalian umat Muhammad ini menjadi ½ ahli surga" maka para sahabat
bertakbir. Terputus riwayat Shahih Bukhari ini.Namun Diriwayatkan didalam
riwayat yang Shahih bahwa Rasul dipilihkan oleh Allah, "mau ½ umatnya masuk
surga atau Syafa'at?" Namun beliau saw memilih syafa'at karena kalau
syafa'at seluruh umatnya masuk ke dalam surganya Allah Swt.

Salahkah jika kita mencintai Nabi Muhammad Saw. Turun ayat yang
menggetarkan, Nabi saw langsung menghibur dan menenangkan sahabatnya. Inilah
Muhammad Rasulullah saw.

Hadirin – hadirat, manusia yang paling tidak pernah ingin mengecewakan orang
lain. bahwa Rasul saw adalah orang yang tidak mau mengecewakan makanan
sekalipun. Makanan itu bertasbih, jangan kau kira makanan itu benda mati
tidak bertasbih. Ia benda mati tapi ia hidup. Rasul tidak mau mencaci
makanan, kalau tidak suka (kemanisan, kepahitan atau keasinan). Saya tidak
suka makanan ini. Kalau suka dimakan, kalau tidak suka dimakan.(Shahih
Bukhari) Indahnya akhlak Nabiyyuna Muhammad Saw yang tidak mau mengecewakan
makanan sekalipun.

Rasul saw diriwayatkan didalam Shahih Bukhari tiadalah beliau dipilihkan
untuknya 2 hal. Kalau disuruh pilih 2 hal untuk umatnya pasti memilih yang
paling ringan untuk umatnya saw. Sampai sabda beliau saw yang kita dengar
riwayat Shahih Bukhari, Rasul bersabda "lawla an asyuqqa alaa ummatiy la
amartuhum bissiwaaki ma'a kulli shalaatin" kalau bukan karena takut
merisaukan dan memberatkan umatku niscaya akan kuperintahkan mereka memakai
siwak setiap kali akan shalat. Kira – kira kalau ini seandainya dijadikan
hal yang wajib memakai siwak, apakah berat? tidak berat. Kecuali kalau
diperintah setiap mau shalat menginjak bara api dahulu, itu berat namanya.
Kalau cuma setiap akan shalat pakai siwak, apa beratnya? Hal seringan itu
pun Sang Nabi saw tak ingin memberatkan umatnya yaitu kita. Inilah idola
kita Sayyidina Muhammad Saw, kenali idolamu Muhammad Rasulullah Saw, bukan
orang yang tidak pernah sujud kepada Allah dan hari – harinya hanya membuat
kebiadaban semakin besar di muka bumi. Bagaimana muslimin mengambil idola
mereka? Muslimin mengeluarkan harta yang banyak untuk membeli tiket
berkumpul bersama mereka yang tidak pernah sujud kepada Allah.
Na'udzubillah!! kumpul bersama orang yang tidak pernah sujud kepada Allah.
Bukankah idola kita manusia yang terindah Sayyidina Muhammad Saw yang
berkata "lawla an asyuqqa alaa ummatiy la amartuhum bissiwaaki ma'a kulli
shalaatin" kalau bukan karena takut merisaukan dan memberatkan umatku setiap
akan shalat kuperintahkan mereka memakai siwak. (Shahih Buhari) Ingin
rasanya kita jawab, "tidak berat ya Rasulullah kami siap!!". Cuma karena
indahnya hatimu dan lembutnya hatimu dan kasih sayangmu, beliau saw tahu
manusia ini bukan hanya ibadah seperti malaikat. Ada yang punya keluarga,
ada yang punya rumah tangga, ibu yang mengurus anak, anak yang bakti kepada
ibu, ayah yang bekerja, Rasul saw tahu itu. Demikian indahnya dan ringannya
dan menakjubkannya tuntunan Nabiyyuna Muhammad Saw.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw didatangi oleh seorang
yang mengadu "ya Rasulullah mulai sekarang aku tidak mau lagi shalat subuh
berjamaah di masjid itu", Rasul bertanya "kenapa tidak mau shalat berjamaah
subuh?", ia berkata "karena imamnya baca surahnya panjang, baca surah
AlBaqarah". Al Baqarah itu panjangnya 2 ½ juz. Maka imam itu Dipanggil oleh
Rasulullah, bukan orang ini yang ditegur. Selayaknya orang ini yang ditegur
karena ketika ditanya "kenapa kau tidak ingin shalat berjamaah?", ia
menjawab "aku punya pekerjaan ya Rasulullah, aku bekerja. Kalau aku duduk
hadir shalat subuh disitu bagaimana dengan pekerjaanku". Semestinya Rasul
saw menegurnya dan menghardiknya "kau ini mementingkan dunia apa shalat?
kerja apa shalat?", mestinya kan begitu. Tapi Rasul saw justru menegur imam
itu dengan teguran yang tegas "afattaanun anta ya Mu'adz..?!" apakah kau ini
pembawa fitnah wahai Muadz..?!.. Kalau kau jadi imam jangan panjang –
panjang baca surah karena diantara mereka ada yang bekerja, ada yang sakit,
ada yang tua, ada yang sibuk, jangan memberatkan orang kecuali jika kau
ingin membawa shalatmu sendiri shalat sunnah, silahkan! sepanjang –
panjangnya. Tapi kalau untuk umatnya, maunya mereka, maunya shalatnya yang ½
juz panjangnya silahkan!, maunya yang ¼ juz saja silahkan!, mau yang 100
ayat, mau yang 10 ayat ikuti umatmu. Tapi jangan beratkan makmum. Sampai
beliau saw berkata "..anta ya Muadz..?!" apakah kau ini pembawa fitnah wahai
Muadz..?!.. Rasul bersabda "yassiru wala tu'assiru" ringankan orang – orang
ini dan jangan diberat – beratkan. Demikian indahnya Sayyidina Muhammad Saw.


Hadirin, keberkahan muncul bagi beliau dan pada hari – hari beliau saw. Dan
Allah Swt tiada henti – hentinya melimpahkan kemuliaan bagi mereka yang
ingin memuliakan hidupnya dengan tuntunan – tuntunan Nabiyyuna Muhammad Saw.

Rasul saw sewaktu – waktu, mengikuti budi pekertinya beliau. Ketika Rasul
saw didatangi 3 orang tamu "assalamu'alaikum warahmatullah", Rasulullah
diam."assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh", Rasulullah tidak jawab,
kali yang ketiga Rasul bertayammum lalu menjawab salam. Para Sahabat
bertanya "ya Rasulullah dari tadi kami memberi salam dan kau tidak jawab,
kami kira kau murka pada kamidan kami adalah ahli neraka", Rasul menjawab
"bukan itu", kata Rasul saw. "aku tidak ingin menjawab terkecuali dengan
keadaan suci". Lailahailalllah, adakah akhlak seperti ini?

Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Baari bisyarah Shahih
Bukhari menjelaskan makna yang pertama Nabi saw tidak mau dari memuliakan
tamunya menjawab salam dalam keadaan tidak wudhu itu tidak sopan untuk Nabi
saw. Sampai beliau digelari "wa innaka la'alaa khuluqin adzim" dan kau
sungguh berada didalam akhlak yang agung. (AL Qalam 4) Kenapa? Mau terima
tamu, mau menjawab salam saja harus berwudhu. Tidak ada air didepannya baru
bertayammum dan barulah menjawab salam. Dan makna yang kedua adalah Nabi saw
tidak mau menyebut Nama Allah kecuali dalam keadaan wudhu, karena AsSalam
adalah Nama Allah. Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah.

Hadits yang baru saja kita baca tadi "ana ma'a 'abdi haitsu maa dzakaranii
wa taharrakat bii syafataah" Aku bersama hamba- hambaKu ketika ia
mengingat-Ku dan bergetar bibirnya menyebut Nama-Ku. Al Imam Ibn Hajar Al
Asqalani didalam kitabnya Fathul Baari menjelaskan bahwa maknanya bukan
berarti Allah bersama dia secara Dzat-Nya, tapi menunjukkan betapa cinta dan
senangnya Allah kepada orang yang mengingat Allah. Dan mengingat Allah itu
bukan hanya dengan hati. Sebagian orang berkata bukan hanya dengan bibirnya
tapi hati itu mengingat Allah. Ternyata kita dengar haditsnya "..wa
taharrakat bii syafataah" bergetar bibirnya menyebut Nama-Ku. Bukan bersama
Dzatnya Allah, namun bersama cintanya Allah hingga bibirnya yang bergetar
itu menyebut Nama Allah maka ia bersama degan kecintaan Allah. Ternyata
Allah masih menghargai bibir yang menyebut Nama-Nya. Allah sangat memuliakan
bibir yang mengagungkan Nama-Nya.

ImageHadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Oleh sebab itu, inilah indahnya
dzikir. Jiwa dan sanubari kita berdzikir kepada Allah, jangan jadikan dzikir
ini hal yang aneh dalam diri kita. Hadirin, zaman sekarang orang bicara
rindu dengan teman wajar, rindu dengan kekasih pantas, rindu dengan anak
pantas, tapi kalau rindu dengan Allah koq sepertinya aneh? Padahal judtru
untuk ini kita dicipta. "wamaa khalaqtuljinna wal insa illa liya'budun"
tidak kuciptakan jin dan manusia terkecuali untuk menyembah kepada-Ku. QS.
Adz-Dzaariyat : 56. Apa untungnya bagi Allah kita menghamba kepada-Nya?
Allah tidak butuh penghambaan kita. Allah ingin kita dekat, Allah ingin kita
dekat. Inilah kenapa Allah menciptaku dan menciptamu dan mencipta seluruh
manusia keturunan Adam as. Allah ingin mereka dekat lalu Allah ingin beri
mereka surga yang lebih dan jangan sembah selain-Nya, jangan cintai lebih
daripada cinta seorang kepada Allah. Kita bertanya, aku ini orang yang amam
terhadap cinta kepada Allah? Aku punya kekasih, punya keluarga, punya teman,
punya rumah tangga. Lalu bagaimana dengan cinta Allah ini? Tentunya "laa
yukallifullahu nafsan illa wus a'ha" Allah tidak paksa manusia kecuali
menurut kemampuannya. QS. Al Baqarah : 286. Sepertinya kalau harus jujur aku
lebih cinta yang lain daripada Allah, aku lebih perduli pada yang lain
daripada Allah, malah jangan – jangan diantara kita lebih sibuk memikirkan
sandalnya jangan sampai hilang saat sujud kepada Allah. Bagaimana dengan
keadaan ini? Allah Swt menjawab "laa yukallifullahu nafsan illa wus a'ha,
laha maa kasabat wa a'laiha maktasabat". QS. Al Baqarah : 286. Lalu bagaimna
dengan dosa – dosa ini Rabbiy? bagaimana dengan kesalahan – kesalahan in
Rabbiy? Allah ajari lagi "rabbana laa tuakhidznaa innasiinaa aw akhtanaa"
wahai Allah jangan hukum kami kalau kami salah dan lupa. QS. Al Baqarah :
286. Ini ucapan coba kita renungkan!! Ucapan in bisa dikatakan tidak adil,
sudah berbuat salah minta jangan dihukum kalau berbuat salah dan berbuat hal
yang lupa. Tapi ternyata yang mengajari adalah Allah. Aku ingin kau
menyaksikan betapa indahnya kalimat – kalimat Illahi yang sangat membuka
pintu asmara-Nya untuk memanggil cinta kita agar berpaling kepada cintanya
Allah. "Rabbana wala tahmil a'alaina ishran kama hamaltahu a'lalladziina min
qablina" orang sebelum kami itu dahsyat, perintahnya berat, segala – galanya
berat, jangan Kau bebankan kami seperti mereka. QS. Al Baqarah : 286.
"Rabbana wala tuhammilna malaa thaqatalanabihi, wa'fu 'anna waghfirlana
warhamna" maafkan kami, ampuni kami, dan sayangilah kami. QS. Al Baqarah :
286. Indahnya kalimat ini "warhamna" sayangilah kami. "..fanshurna
a'lalqaumil kaafiriin" tolonglah kami dari orang – orang yang jauh dan musuh
– musuh Islam. QS. Al Baqarah : 286.

Hadirin – hadirat, inilah doa. Saya teringat satu hadits shahih riwayat Imam
Bukhari dimana kebijakan Allah melihat kebaikan hamba-Nya. Allah senang
kepada hamba-Nya yang berbuat baik. Ketika seekor anjing kehausan, seraya
menjilat tanah dari hausnya. Ini ada 2 riwayat didalam Shahih Bukhari.
Riwayat yang pertama yang melakukannya adalah pria, riwayat yang kedua yang
melakukannya wanita. Tentunya kedua – duanya barangkali terjadi karena dua –
duanya ada dalam Shahih Bukhari. Pernah seorang pria melakukan dan pernah
seorang wanita yang melakukannya. Sampai anjing itu menjilat tanah dari
hausnya. Ada sumur, anjing tidak bisa masuk ke dalam sumur. Maka ia
mengambilkan air untuk anjing itu dan berkata "ini untukmu". Anjing itu
minum dengan puasnya. Anjing tidak bisa berterima kasih, siapa yang
berterima kasih padanya? Tidak ada. "Fasyakarallahu lahu faghafara lahu"
Allah berterima kasih kepada hamba itu, Allah ampuni dosanya. Allah yang
berterima kasih. Kebaikan pada seekor anjing, hanya memberi minum seekor
hewan najis, Kau berterima kasih untuknya. Alangkah indahnya Allah, alangkah
agungnya Allah, alangkah mulianya Allah, alangkah bersalah dan ruginya jiwa
yang tidak mencintai Allah, alangkah indahnya Nama Allah, alangkah mulianya
keagungan Allah, alangkah berharganya orang yang ingin mendekat kepada
Allah, alangkah berharganya pengampunan yang ditawarkan kepada para pendosa.


ImageMaka kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt menghapus
seluruh dosa – dosa kita. Ya Rahman Ya Rahim. Diriwayatkan didalam Shahih
Bukhari "orang - orang yang berkumpul di majelis dzikir..". Ini penyampaian
saya yang terakhir sebelum kita berdzikir bersama. Bahwa Allah memerintahkan
malaikat khusus untuk mencari majelis – majelis dzikir, diturunkan ke bumi
masing – masing malaikat punya tugas. Ada yang diperintahkan khusus untuk
mencari majelis – majelis dzikir. Mau apa? Duduk, saksikan, haidr dan
banyaknya mereka itu sampai ke langit.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Lalu ketika haidr, selesai mereka
dari kehadirannya. Ditanya oleh Allah, padahal Allah Maha Tahu. Untuk apa
Allah Swt bertanya pada malaikat. Ucapan dan percakapan ini diperuntukkan
untuk umat agar tahu betapa mulianya Allah memuliakan orang yang hadir di
majelis dzikir. Maka Allah Swt bertanya kepada malaikat "apa yang mereka
perbuat?", malaikat menjwab "mereka berdzikir pada-Mu wahai Allah". Allah
bertanya "mereka berdzikir menyebut Nama-Ku, berdzikir pada-Ku, apakah
mereka melihat-Ku?" malaikat berkata "tidak ya Allah, mereka tidak
melihat-Mu". Maksudnya apa? Betapa indah jiwa yang berdzikir kepada Allah,
padahal mereka tidak melihat Allah. Allah sangat menghargai mereka. Allah
tanya malaikat "lalu bagaimana kalau mereka melihat Aku saat mereka
berdzikir?" Malaikat menjawab "wahai Allah kalau sampai mereka itu
melihat-Mu saat berdzikir, mereka tidak akan berdiri dari tempat dzikirnya
dan terus berdzikir dan semakin khusyu' dzikirnya". Allah bertanya "lalu apa
yang mereka inginkan?" malaikat menjawab "mereka berkata mereka menginginkan
surga wahai Allah". Allah tanya "apakah mereka sudah melihat surga?",
malaikat menjawab "belum wahai Allah". Allah bertanya "bagaimana jika mereka
melihat surga?" malaikat menjawab "pasti ingin lebih meminta lagi wahai
Allah". Allah bertanya "lalu apa yang mereka takutkan?", malaikat menjawab
"api neraka wahai Allah". Allah bertanya "api neraka, apakah mereka sudah
melihat neraka?" malaikat menjawab "belum wahai Allah". Allah bertanya
"bagaimana kalau mereka melihat neraka?", malaikat menjawab "wahai Allah
mereka akan sangat ketakutan sekali, kalau sampai melihat api neraka". Maka
Allah berkata "saksikan malaikat-Ku, Aku sudah menghapus seluruh dosa
mereka". Malaikat berkata "wahai Allah ada diantara mereka itu yang hadirnya
tidak ikhlas, punya hajat dengan temannya dan kebetulan numpang duduk
disitu, bagaimana dengan keadaannya, tidak pantas mendapatkan pengampunan".
Allah menjawab "mereka itu adalah orang – orang yang barangsiapa duduk
bersama mereka, Allah tidak akan menghinakannya". Duduk bersama orang
berdizikir dimuliakan oleh Allah Swt. Demikian hadirin – hadirat.

Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt melimpahkan Rahmat dan
Keluhuran kepada kita, kepada bangsa kita, kepada muslimin – muslimat.
Jauhkan musibah sejauh – jauhnya dari kita. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali
wal ikram.

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
FREE Animations for your email - by IncrediMail! Click Here!

Berjuang Mengemban Amanah

 
  

"Hai orang-orang beriman, janganlah
Kalian mengkhianati Allah Dan Rasul (Muhammad saw.) Dan janganlah kalian
Mengingkari amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu sedang kalian
Mengetahui" (Q.S. Al-Anfaal [8]:27).

Kita semua akan sangat kagum Dan terharu mendengar kisah
Bagaimana seorang nakhoda kapal yang sedang tenggelam berupaya sekuat tenaga
Menyelamatkan para penumpangnya Dan dia tidak mau meninggalkan kapal itu
Sebelum seluruh penumpangnya selamat.

Kita pun akan terkesan mengenang perjuangan seorang ibu
Yang anaknya bandel hingga harus dipenjara. Namun, dia tetap berjuang agar sang
Anak tak putus ASA. Dia terus membangun harapan bahwa Hari esok, semua akan
Menjadi lebih baik. Perbuatan buruk sang anak tentu sangat mencoreng kehormatan
Orang tuanya. Akan tetapi, semua itu dipikul dengan sabar sebagai bentuk
Tanggung jawab orang tua. Seburuk apa pun kelakuan anak, mau tidak mau dia
Tetap darah dagingnya sendiri yang wajib dicucuri kasih sayang. Atau, boleh
Jadi kenakalan anak itu bermula justru dari kelalaiannya sendiri dalam mendidik
Anak-anaknya.

Banyak kisah yang membuat Kita berdecak kagum yang
Bertutur tentang pengorbanan seseorang yang bertanggung jawab, walaupun untuk
Itu dia harus mempertaruhkan nyawa yang hanya satu-satunya yang IA miliki. Pada
Saat yang sama, Kita pun akan sama-sama merasa mual Dan dongkol ketika
Mendengar orang-orang yang tak bertanggung jawab. Begitu rendah Dan
Menjijikkannya sikap tidak bertanggung jawab itu. Seorang laki-laki secara tak
Bertanggung jawab merusak kegadisan wanita. Seorang suami berselingkuh Dan
Menyia-nyiakan anak istrinya. Seorang ibu menelantarkan bahkan membunuh bayi
Yang dilahirkan dari rahimnya sendiri. Seorang prajurit secara pengecut
Meninggalkan medan tempur.

Pemimpin jahat tidak bertanggung jawab atas rakyatnya. Dia
Bermegah-megah Dan berleha-leha ketika rakyatnya mengerang kelaparan. Seorang
Guru tak bertanggung jawab, mengabaikan tugas-nya mendidik generasi muda.
Seorang pedagang licik mencampur barang baik dengan barang buruk semata hanya
Karena ingin meraup keuntungan setinggi-tingginya. Termasuk yang tak kalah
Hina-dinanya adalah, seorang anak yang tak bertanggung jawab kepada kedua orang
Tua yang telah bersusah payah membesarkannya dari kecil.

Kita harus mengevaluasi diri, sampai sejauh mana kesadaran
Kita memikul amanah yang diembankan di pundak Kita. Sejauh mana Kita telah
Gigih mempertanggungjawabkan semua itu? Banyak tanggung jawab yang sebenarnya
Harus Kita tunaikan. Sebagai manusia, Kita perlu bertanya, apakah Kita
Berperilaku Dan bermartabat layaknya manusia, atau Kita justru berjasad manusia
Namun berperilaku hewan? Sepanjang Hari hanya sibuk memuaskan nafsu syahwat,
Keserakahan, kebuasan, kelicikan Dan aneka perilaku lain layaknya tingkah
Binatang.

Sebagai Muslim Kita wajib bertanya, apakah Kita
Benar-benar menjaga kehormatan selaku seorang Islam, ataukah perilaku Kita
Malah mencoreng kemuliaan Islam? Sebagai orang tua, Kita perlu meraba hati,
Jangan-jangan selama ini Kita tidak serius mendidik Dan memberi suri teladan
Sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang berakhlak buruk. Bisa jadi
Kitalah yang menjerumuskan anak-anak itu, bukan perilaku mereka sendiri.

Sebagai warga masyarakat, Kita perlu merenung kembali,
Jangan-jangan Kita ini termasuk "sampah masyarakat." Jangan
Menganggap sampah masyarakat itu orang miskin. Orang kaya, bergelar,
Berkedudukan, berkuasa, namun kalau kelakuannya buruk, angkuh, sok pamer Dan
Tidak bermanfaat sedikit pun, dia bisa juga disebut sampah masyarakat! Orang
Berada yang tak peduli kepada orang miskin Dan justru mengeksploitasi keringat
Orang miskin, maka dialah sampah masyarakat yang paling busuk.

Di atas hanyalah sebagian contoh dari tanggung jawab yang
Bisa Kita renungkan. Masih banyak aneka tanggung jawab lain yang mesti Kita
Pikul dalam kehidupan sehari-Hari. Maka mulailah Kita bangun akhlak Kita dengan
Bertanggung jawab terhadap amanah-amanah, sekalipun kecil nilainya.

Rawatlah tanggung jawab penampilan Kita. Bersikaplah
Manis, jangan sampai wajah Kita tidak terkendali, selalu cemberut Dan merusak
Kehangatan suasana. Bertanggung jawablah terhadap kata-kata yang Kita
Keluarkan. Jangan bicara kecuali yang benar Dan manfaat.

Bertanggung jawablah terhadap kebersihan lingkungan.
Jangan sekali-kali membuang sampah sembarangan. Mungkin Kita bersih, tapi orang
Lain jadi terkotori. Membuang sampah sembarangan bisa dikatakan sebagai salah
Satu perilaku yang tidak bertanggung jawab.

Bertanggungjawablah selama di perjalanan. Jangan
Menyerobot, tak mau antre, Dan selalu berbuat bising di jalan. Nikmati hidup
Tertib sebagai cerminan sikap tanggungjawab Kita. Bertanggung jawablah atas
Keamanan. Jangan sampai merugikan Dan mencelakakan orang lain. Aturlah sikap
Dan perilaku Kita sehingga orang lain merasa aman Dan nyaman dengan tingkah
Laku Kita.

Bertanggung jawablah dalam hal keuangan. Pastikan tidak
Ada hak orang lain yang Ada pada diri Kita yang terambil secara yang tidak
Halal. Hindari perilaku mark up, suap-menyuap, korupsi, mengambil
Kembalian tanpa permisi, melalaikan utang Dan perilaku-perilaku curang lain.
Pastikan tidak Ada harta haram pada diri Kita. Dengan perilaku ini, insya Allah,
Kita akan sangat bahagia, terhormat, Dan akan dicukupi rezeki oleh Allah SWT.

Bertanggungjawablah bila diberi amanah kedudukan Dan
Kekuasaan dengan berjuang serius memajukan kesejahteraan lahir batin seluruh
Karyawan, memajukan perusahaan Dan menguntungkan semua pihak. Dan jangan
Sekali-kali secara curang mengorbankan amanah untuk kepentingan diri pribadi.
Itu adalah ciri khas orang curang yang akan gagal kariernya.

Dan bertanggung jawablah bila kita melakukan kesalahan.
Seberat apa pun hukuman dunia yang harus dipikul karena kesalahan itu, masihlah
lebih ringan dibandingkan hukuman berupa siksa Allah yang perihnya tiada terlukiskan
oleh gambaran apa pun. Yakinlah, manusia pada umumnya akan memaafkan bahkan
simpati kepada orang yang pernah berbuat salah, lalu sadar, bertobat dan
berusaha mempertanggungjawabkan kesalahannya. Mungkin saja tubuhnya menghadapi
hukuman, namun Allah dengan kemurahan-Nya akan mengampuni dan memulihkan nama
baiknya di dunia ini maupun di akhirat kelak. Wallahu a`lam.***

--------------sumber : eramuslim.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

 
FREE Animations for your email - by IncrediMail! Click Here!

Kisah Islamnya Syeikh Yusuf Estes

 
 

Sabtu, 22 Maret 2008
Awalnya IA bekerja sebagai musisi di gereja sekaligus penginjil. Namun kini, IA berkeliling dunia Dan telah banyak mengislamkan orang  

Hidayatullah.com--Dr. Yusuf Estes lahir tahun 1944 di Ohio, AS. Tahun 1962 hingga 1990 IA bekerja sebagai musisi di gereja, penginjil sekaligus mengelola bisnis alat musik piano Dan organ. Awal 1991 IA terlibat bisnis dengan seorang pengusaha Muslim asal Mesir bernama Muhammad And Rahim Awalnya IA bermaksud meng-Kristenkan pria Mesir itu. Namun akhirnya IA justru memeluk Islam diikuti oleh istri, anak-anak, ayah serta mertuanya. Ia menguasai bahasa Arab secara aktif, demikian juga ilmu Al-Quran selepas belajar di Mesir, Maroko Dan Turki. Sejak 2006, Yusuf Estes secara regular tampil di PeaceTV, Huda TV, demikian pula IslamChannel yang bermarkas di Inggris. Ia juga muncul dalam serial televisi Islam untuk anak-anak bertajuk "Qasas Ul Anbiya" yang bercerita tentang kisah-kisah para Nabi.
Yusuf terlibat aktif di berbagai aktifitas dakwah. Misalnya, IA menjadi imam tetap di markas militer AS di Texas, dai di penjara sejak tahun1994, Dan pernah menjadi delegasi PBB untuk perdamaian dunia. Syekh Yusuf telah meng-Islam-kan banyak kalangan, dari birokrat, guru, hingga pelajar. Berikut kisah Syekh Yusuf sebagaimana dituturkannya di situs
www.islamtomorrow.com. Di bawah ini adalah penuturannya.

***

Nama saya Yusuf Estes. Saat ini dipercaya memimpin sebuah organisasi bagi Muslim asli Amerika. Kini sepanjang hidup saya berikan untuk Islam. Saya berkeliling dunia untuk memberikan ceramah Dan berbagi pengalaman bagaimana Islam hadir dalam diri saya. Organisasi kami terbuka untuk berdialog dengan berbagai kalangan. Misalnya para pemuka agama seperti pendeta, rabi (ulama kaum Yahudi-red) Dan lainnya dimanapun mereka berada.
Kebanyakan medan kerja kami adalah kawasan institusional seperti pusat militer, universitas, hingga penjara. Tujuan utama adalah untuk menunjukkan Islam yang sebenarnya Dan memperkenalkan bagaimana hidup sebagai seorang Muslim. Meskipun Islam saat ini berkembang sebagai salah satu agama terbesar kedua setelah Kristen, namun masih banyak saja terjadi misinformasi tentang Islam. Misalnya Islam selalu diidentikkan dengan hal berbau Arab.
Banyak orang bertanya pada saya bagaimana mungkin seorang pendeta atau pastur Kristen bisa masuk Islam. Padahal tiap Hari kami menyampaikan kebenaran Kristen. Belum lagi dengan berita-berita negatif tentang perilaku buruk Islam di media. Pasti tidak Ada orang yang tertarik dengan Islam. Pernah seorang pria Kristen bertanya pada saya melalui e-mail kenapa Dan bagaimana saya meninggalkan Kristen Dan masuk Islam. Saya berterima kasih pada semua yang bersedia mendengar kisah saya berikut ini. Semoga Allah ridha.
Keluarga Kristen taat
Saya lahir di Ohio, besar Dan bersekolah di Texas. Dalam tubuh saya mengalir darah Amerika, Irlandia Dan Jerman hingga sering disebut WASP (white Anglo Saxon protestant). Keluarga kami adalah penganut Kristen yang sangat taat. Tahun 1949, ketika masih di bangku SD kami pindah ke Houston, Texas. Saya Dan keluarga sering hadir secara rutin ke gereja. Malah saya dibaptis pada usia 12 tahun di Pasadena, masih Texas.
Sebagai seorang remaja, saya punya keinginan untuk bisa berkunjung ke banyak gereja di berbagai tempat guna menambah pengalaman Dan pengetahuan Kristen. Kala itu saya benar-benar haus untuk mempelajari ajaran Kristen. Tidak hanya ajaran Kristen, bahkan ajaran Hindu, Budha, Yahudi,hingga Metafisika juga saya pelajari. Hanya satu ajaran yang saya tidak begitu serius Dan bahkan tidak menaruh perhatian sama sekali, yakni Islam.
Saya suka musik terutama klasik. Hingga saya sering dapat undangan menyanyi di berbagai gereja Di kisaran tahun 1960-an saya mengajar musik Dan tahun 1963 punya studio sendiri di Laurel, Maryland yang saya beri nama "Estes Music Studios." Hingga tahun 1990 atau hampir 30 tahun lamanya saya bersama dengan ayah mengelola bisnis entertainment. Kami juga punya toko alat musik piano Dan organ di Texas, Oklahoma hingga Florida.
Ayah dulu pernah aktif dalam aneka kegiatan gereja. Dari sekolah minggu hingga aktifitas penggalangan Dana bagi pengembangan sekolah Kristen. Dia sangat menguasai Bibel Dan juga terjemahannya. Melalui ayah pula saya belajar Bibel dalam berbagai versi Dan terjemahan.
Ayah saya, seperti kebanyakan pendeta lainnya, selalu mendapat pertanyaan:"Apakah Tuhan yang menulis Bibel?" Biasanya jawabannya adalah: "Bibel adalah rangkaian kata inspirasi seorang lelaki yang berasal dari Tuhan." Itu bermakna, menurut saya, manusialah yang menulis Bibel. Tentu saja, selama bertahun-tahun, jawaban itu menimbulkan banyak tanggapan bahkan penolakan. Namun ayah selalu menambahkan,"Akan tetapi (Bibel) itu tetap kata dari Tuhan yang diilhamkan kepada manusia." Begitulah.
Mencari Tuhan
Beranjak dewasa Dan memiliki usaha sendiri, akhirnya saya "menyerah". Saya tidak mungkin jadi seorang pendeta. Saya takut bermental hipokrit. Saya belum bisa menerima tentang konsep Tuhan itu satu namun pada saat yang sama Dia menjadi "Tiga" atau Trinitas. Saya selalu bertanya-tanya, jika Dia "Tuhan Bapa" bagaimana mungkin pada saat yang sama juga menjadi "Anak Tuhan?"
Selama bertahun-tahun saya mencoba mencari Tuhan dengan berbagai cara. Saya pelajari Dan cek dalam agama Budha, Hindu Metafisika, Taoisme, Yahudi Dan banyak lagi. Bertahun-tahun saya pelajari hingga mendekati usia ke-50 saya belum menemukan siapa Tuhan yang sebenarnya. Lalu saya mencoba bergaul dengan banyak kalangan, termasuk dengan para evangelis Dan penginjil yang punya pengalaman di berbagai tempat dan negara. Kami sering melakukan perjalanan jauh. Namun tidak ada jawaban yang memuaskan. Tidak ada yang mau menjawab siapa yang menulis Bibel sebenarnya, kenapa Bibel banyak versi padahal bukunya sama, kenapa banyak sekali terdapat kesalahan versi terkini dengan versi terdahulu. Dan, bahkan, dalam berbagai versi Bibel, saya tidak menemukan satupun kata "Trinitas."
Kolega saya akhirnya tidak mampu meyakinkan saya Mereka lelah mencari jawaban yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan "nyeleneh" tersebut. Sampai akhirnya datanglah satu kejadian yang merupakan awal perjumpaan saya dengan Islam. Kejadian yang akhirnya meruntuhkan semua konsep-konsep dan keyakinan-keyakinan yang telah membebani saya selama bertahun-tahun. Solusi dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya datang justru dengan cara, yang menurut saya, aneh dan ganjil.
Jumpa pria Mesir
Ceritanya, awal 1991 ayah mencoba menjalin bisnis dengan seorang pengusaha dari Mesir. Ia meminta saya untuk bertemu dengan pria Mesir itu. Bagi saya inilah kali pertama mengadakan kontak bisnis internasional. Yang saya tahu tentang Mesir adalah piramid, patung Sphinx, dan sungai Nil Hanya itu. Lalu ayah menyebut bahwa pria itu seorang Muslim.
Apa? Islam? Saya tidak percaya dengan apa yang saya dengar. Menjalin hubungan dengan orang Islam? Spontan batin saya menolak. Tidak, no way! Saya mengingatkan ayah agar membatalkan kontak dengan pria itu dengan menyebut hal-hal negatif tentang orang Islam. Orang Islam teroris, pembajak, penculik, pengebom, dan entah apa lagi. Saya sebut juga mereka (orang Islam) tidak percaya dengan Tuhan, tiap hari kerjanya mencium tanah lima kali sehari, dan menyembah kotak hitam di tengah padang pasir (maksudnya Ka'bah-red.). Tidak! Saya tidak mau jumpa orang itu.
Ayah tetap mendesak. Ia menyebut orang itu sangat ramah dan baik hati. Akhirnya saya menyerah dan bersedia bertemu dengan pengusaha Islam tersebut. Tapi untuk pertemuan tersebut saya buat semacam "aturan" khusus. Antara lain; saya mau bertemu dengannya pada hari Minggu setelah kegiatan di gereja, sehingga punya "kekuatan" kala bertemu nanti. Saya musti bawa Bibel, pakai baju jubah dan peci ala gereja bertuliskan "Yesus Tuhan Kami." Istri dan kedua anak perempuan saya juga harus datang di saat pertemuan pertamakali dengan orang Islam itu.
Tibalah hari H. Ketika saya masuk toko, langsung saya tanya pada ayah mana orang Islam itu. Ayah menunjuk seorang laki-laki di dekatnya. Mendadak saya dilanda kebingungan. Ah sepertinya pria itu bukan si Islam yang dimaksud. Hati saya membatin. Penampilannya tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Laki-laki asal Mesir itu tidak berjanggut, bahkan tidak punya rambut sama sekali alias botak. Ia tidak bersorban dan tidak pula berjubah. Malah pakai jas.
Spontan saya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Mengamati orang-orang yang hadir. Saya mencari-cari orang yang pakai jubah dengan surban melilit di kepalanya, berjenggot lebat serta alis mata tebal. Khas orang Arab. Namun tidak ada seorangpun yang memenuhi kriteria saya. Yang lebih mengejutkan, pria itu malah menegur saya dengan sangat ramah. Ia menyambut dan menjabat tangan saya dengan hangat. Namun saya tidak terkesan dengan tingkahnya itu. Hanya ada satu pikiran, yakni bagaimana meng-Kristenkan pria Mesir itu.
Interogasi
Selepas perkenalan singkat, saya pun mulai "menginterogasi" pria Mesir tersebut. Anda percaya dengan Tuhan? tanya saya mengawali. Pria itu menjawab ya. Saya mencocornya lagi dengan rentetan pertanyaan lain seperti keyakinan Islam kepada Nabi Adam, Ibrahim. Musa, Daud, Sulaiman hingga Isa Al-Masih. Saya dibuat terpana kala mendengar jawabannya. Ia menjelaskan Islam percaya dengan Nabi-Nabi yang saya sebut tadi. Bahkan makin ternganga kala diberitahu Islam juga beriman dengan salah satu Kitab Allah yakni Injil dan Nabi Isa adalah salah satu utusan-Nya. Fantastik!
Yang bikin saya syok adalah tatkala mengetahui ternyata Islam juga percaya dengan Almasih (baca: Nabi Isa). Dalam Islam ternyata Isa diimani; sebagai utusan Tuhan dan bukan Tuhan, lahir tanpa seorang ayah, ibunya adalah Maryam. Ini sudah lebih dari cukup bagi saya untuk mempelajari Islam lebih lanjut. Ah padahal sebelumnya saya sangat benci dengan Islam. Kini saya harus mempelajarinya? Bagaimana mungkin?
Akhirnya kami jadi sering bertemu dan berdiskusi terutama tentang keimanan. Pria ini sangat lain. Ramah, kalem, dan terkesan pemalu. Ia mendengar dengan serius setiap kata-kata saya dan tidak menyela sedikitpun. Lama kelamaan saya jadi menyukai pria itu. Namun waktu itu yang masih terpikir oleh saya adalah mencari cara untuk mengajaknya masuk Kristen. Orang ini sangat potensial menurut saya.
Menjadi mitra bisnis
Saya akhirnya setuju untuk menjalin bisnis dengan pengusaha Mesir itu. Kami sering mengadakan perjalanan bisnis di sepanjang kawasan Utara Texas. Sepanjang hari kami justru banyak berdiskusi hal keyakinan Islam dan Kristen ketimbang masalah bisnis. Kami bicara tentang konsep Tuhan, arti hidup, maksud penciptaan manusia dan alam serta isinya, tentang Nabi, dan banyak lainnya lagi.
Satu ketika saya dapat kabar Muhammad bermaksud pindah rumah Selama ini ia tinggal bersama dengan seorang temannya. Ia berencana untuk tinggal di mesjid selama beberapa waktu. Saya dan ayah mengajaknya tinggal di rumah kami saja. Ia pun setuju.
Satu ketika salah seorang teman saya –seorang pendeta- mengalami serangan jantung. Kami membawanya ke rumah sakit terdekat dan tinggal beberapa saat disana. Saya pun musti menjenguknya beberapa kali dalam seminggu. Muhammad sering saya ajak serta. Rupanya teman saya itu tidak begitu suka. Bahkan ia dengan nyata menolak berdiskusi apapun tentang Islam. Hingga satu hari datang pasien baru. Seorang pria yang kemudian tinggal satu kamar di rumah sakit dengan teman saya. Ia menggunakan kursi roda. Saya berkenalan dengan pria itu. Sekilas tampaknya pria itu seperti sedang depresi berat.
Pria di kursi roda mencari Tuhan
Akhirnya saya tahu pria itu kesepian dan depresi berat serta butuh teman dalam hidupnya. Jadilah saya mencoba mengingatkan dia tentang Tuhan. Saya kisahkan tentang Nabi Yunus yang hidup dalam perut ikan. Sendirian dalam gelap namun masih ada Tuhan bersamanya.
Selepas mendengar kisah itu, pria berkursi roda itu mendongakkan kepalanya seraya meminta maaf. Ia menceritakan bahwa ada sedikit masalah yang melandanya. Selanjutnya ia ia ingin mengakuinya kesalahannya itu di hadapan saya. Saya berujar bahwa saya bukan seorang pendeta. Pria itu justru menjawab; "Sebenarnya saya dulu seorang pendeta."
"Apa? Saya barusan menceramahi seorang pendeta ? Saya benar-benar syok kala itu. Kenapa jadi begini? Apa yang terjadi dengan dunia ini sebenarnya?
Rupanya pendeta itu –namanya Peter Jacobs- adalah mantan misionaris yang telah berkeliling Amerika Latin dan Meksiko selama 12 tahun. Kini ia malah depresi dan butuh istirahat. Saya menawarkannya untuk tinggal di rumah kami. Dalam perjalanan ke rumah, saya berdiskusi dengan Peter tentang Islam. Saya sungguh terkejut kala diberitahu para pendeta Kristen juga belajar tentang Islam dan bahkan sebagiannya ada yang doktor di bidang itu. Ini hal baru bagi saya tentunya.
Sejak itu, Muhammad, Peter dan saya sering terlibat diskusi hingga larut malam. Satu ketika masuk ke masalah kitab-kitab suci. Saya takjub kala Muhammad menceritakan bahwa dari pertama diturunkan hingga saat ini atau selama 1400 tahun Al-Quran hanya ada satu versi. Al-Quran dihafal oleh jutaan Muslim di seluruh dunia dengan satu bahasa yaitu Arab. Sungguh mustahil. Bagaimana mungkin kitab suci kami bisa berubah-ubah dengan berbagai versi sementara Al-Quran tetap terpelihara?
Sang pendeta masuk Islam!
Satu hari pendeta Peter Jacobs ingin melihat apa yang dilakukan orang Islam di Mesjid. Ia pun ikut Muhammad. Sepulang dari sana saya bertanya pada Peter ada kegiatan apa di sana. Peter menyebut tidak ada acara apa-apa di mesjid. Mereka (orang Islam) cuma datang dan shalat saja. Tidak ada acara seremoni apapun. Apa? tidak ada ceramah atau nyanyian apapun?
Beberapa hari kemudian Peter minta ikut lagi ke mesjid. Namun kali ini lain. Mereka tidak pulang-pulang hingga larut malam. Saya khawatir sesuatu terjadi terhadap mereka. Akhirnya Muhammad kembali dengan seorang pria berjubah. Saya sungguh terkejut dengan laki-laki yang datang bersama Muhammad itu. Ia mengenakan jubah dan topi putih. Ah rupanya si Peter. Ada apa dengan kamu tanya saya. Jawaban Peter bak petir di siang bolong. Ia menyebut sudah bersyahadah. Oh Tuhan! Apa yang terjadi? Pendeta masuk Islam?
Saya benar-benar syok dan semalaman tidak bisa tidur memikirkan hal itu. Saya ceritakan kejadian tersebut kepada istri. Istri saya justru menyatakan ia juga ingin masuk Islam, karena itulah yang benar. Oh Tuhan! Saya benar-benar tidak percaya.
Saya turun ke bawah dan membangunkan Muhammad seraya minta waktu diskusi dengannya. Sepanjang malam hingga subuh kami bertukar pendapat. Muhammad minta izin shalat Subuh. Ketika itu saya mendapat firasat, kebenaran telah datang. Saya harus membuat pilihan. Lalu saya keluar rumah. Persis di belakang rumah, saya memungut sepotong papan. Lalu saya letakkan papan itu menghadap ke arah orang Islam shalat. Saya pun bersujud menghadap kiblat dan meminta petunjuk-Nya.
Sekeluarga masuk Islam
Pagi itu, pukul 11, saya bersyahadah di hadapan dua orang saksi, mantan pendeta Peter Jacobs dan Muhammad Abd. Rahman. Alhamdulillah, di usia ke-47 saya jadi seorang Muslim. Beberapa menit kemudian istri saya juga ikut bersyahadah. Ayah baru memeluk Islam beberapa bulan kemudian. Sejak itu saya dan ayah sering ke mesjid terdekat di kota kami. Ayah mertua saya akhirnya juga mengikuti kami. Di usianya yang ke-86 ia memeluk Islam. Mertua saya meninggal persis beberapa bulan selepas bersyahadah. Semoga Allah ampuni dia. Amiin.
Adapun anak-anak saya pindahkan dari sekolah Kristen ke sekolah Islam. Setelah sepuluh tahun bersyahadah, mereka telah mampu menghafal beberapa juz Al-Quran.
Sejak itu saya habiskan waktu hanya untuk Islam. Saya berdakwah ke mana-mana, hingga ke luar Amerika. Banyak sudah yang memeluk Islam. Baik dari kalangan birokrat, guru, dan pelajar dari berbagai agama. Dari Hindu, Katolik, Protestan, Yahudi, Rusia Orthodok, hingga Atheis. Saat ini saya juga mengelola sebuah website yakni Islamalways.com yang punya motto terkenal, " where we're always open 24 hours a day and always plenty of free parking." (kami buka 24 jam sehari dan banyak tempat parkir gratis).
Islam telah mengubah cara saya melihat kehidupan ini dengan lebih bermakna. Semoga Allah pelihara hidayah yang sudah ada pada kita dan sebarkan hidayah itu ke seluruh alam. Amin. [Zulkarnain Jalil, kontributor
www.hidayatullah.com di Aceh]

FREE Animations for your email - by IncrediMail! Click Here!

Menit-Menit Sangat Berharga Dalam Hidup

Menit-Menit Sangat Berharga Dalam Hidup
Tempat mengadu, meminta, dan kembali segala urusan bagi orang beriman hanyalah Allah, Rasulullah memberitahukan menit-menit yang sangat berharga untuk menghadap dan memohon kepada Allah:
1. Waktu sepertiga malam terakhir saat orang lain terlelap dalam tidurnya, Allah SWT berfirman:"....Mereka para muttaqin sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir malam, mereka memohon ampun kepada Allah." (QS Adz Dzariyat: 18-19). Rasulullah SAW bersabda: "Rabb (Tuhan) kita turun disetiap malam ke langit yang terendah, yaitu saat sepertiga malam terakhir, maka Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepadaKu maka Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka Aku berikan kepadanya, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu maka Aku ampunkan untuknya." (HR Al Bukhari)Dari Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi SAW bersabda: "tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adala saat ia dalam sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan sholat pada sepertiga malam yang akhir. Karena itu, jika kamu mampu menjadi orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu maka jadilah." (HR At Tirmidzi dan Ahmad)2. Waktu antara adzan dan iqamah, saat menunggu shalat berjamaahRasulullah SAW bersabda: "Doa itu tidak ditolak antara adzan dan iqamah, maka berdoalah!" (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)Hadits Abdullah bin Amr Ibnul Ash ra, bahwa ada seorang laki-laki berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu telah mengungguli kita," maka Rasulullah SAW bersabda: "Ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh para muadzan itu dan jika kamu selesai (menjawab), maka memohonlah, kamu pasti diberi". (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban)3. Pada waktu sujud, yaitu sujud dalam shlat atau sujud-sujud lain ang diajarkan Islam. (seperti sujud syukur, sujud tilawah dan sujud sahwi)"Kedudukan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa." (HR Muslim)Dan dalam hadits Ibnu Abbas ra, ia berkata: "Rasulullah SAW membuka tabir (ketika beliau sakit), sementara orang-orang sedang berbaris (sholat ) dibelakang Abu Bakar ra, maka Rasulullah SAW bersabda; ""Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak tersisa dari mubasysyirat nubuwwah (kabar gembira lewat kenabian) kecuali mimpi baik yang dilihat oleh seorang muslim atau diperlihatkan untuknya. Ingatlah bahwasanya aku dilarang untuk membaca Al Qur'an ketika ruku' atau ketika sujud. Adapun didalam ruku', maka agungkanlah Allah dan adapun di salam sujud, maka bersungguh-sunguhla h berdoa, sebab (hal itu) pantas dimaqbulkan bagi kamu semua." (HR Muslim)4. Setelah sholat fardhu. Yaitu setelah melaksanakan sholat-sholat wajib yang lima waktu, termasuk sehabis sholat JumatAllah berfirman: "dan bertasbihlah kamu kepadaNya di malam hari dan selesai sholat" (QS Qaaf: 40)"Rasulullah SAW ditanya tentang kapan doa yang paling didengar (oleh Allah), maka beliau bersabda: "Tengah malam terakhir dan setelah sholat-sholat yang diwajibkan." (HR At Tirmidzi)5. Waktu-waktu khusus, tetapi tidak diketahui dengan pasti batasan-batasannya"Sesungguhnya di malam hari ada satu saat (yang mustajab), tidak ada seorang muslim pun yang bertepatan pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan urusan dunia dan akhirat melainkan Allah pasti memberi kepadanya." (HR Muslim)Dalam kitab Al JAwabul Kafi dijelaskan: "...Jika doa itu disertai dengan hadirnya kalbu dan dalam penuh khusyu' terhadap apa yang diminta dan bertepatan dengan salah satu dari waktu-waku yang ijabah yang enam itu yaitu: (1). sepertiga akhir dari wakt malam, (2). ketika adzan, (3). waktu antara adzan dan iqamah, (4). setelah sholat-sholat fardhu, (5) ketika imam naik ke atas mimbar pada hari Jumat sampai selesainya sholat Jumat pada hari itu, (6). waktu terakhir setelah Ashar".

*Muhammad SAW: The Super Leader and Super Manager*

*Muhammad SAW: The Super Leader and Super Manager*
*Oleh : Dito Anurogo, S. Ked.*

20-Apr-2008, 14:45:04 WIB - [*www.kabarindonesia.com*]

*KabarIndonesia* - Resensi Buku dengan judul:
Teladan Sukses dalam Hidup &
Bisnis, Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager
. Buku itu dikarang oleh
Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec (Nio Gwan Chung). Penerbitnya adalah
Tazkia Multimedia & ProLM Centre Dan kini beredar pada Cetaka III Oktober
Tahun 2007 dengan tebal 318 Halaman + xvi, berikut resensi saya.

Penilaian: secara umum ISTIMEWA Dan LUAR BIASA !!! Enak dibaca, gaya
Bahasanya mudah dipahami oleh berbagai kalangan, mulai dari cendekiawan,
Politikus, seniman, orang awam hinggaanak kecil sekalipun. Bagi para
Orangtua (Muslim), buku ini amat cocok, misalnya sebagai cerita pengantar
(dongeng) sebelum tidur agar putra-putrinya dapat meneladani Rasulullah SAW
Sejak dini.

Kelebihan: buku ini memiliki pembahasan Dan uraian yang amat lengkap Dan
Menyentuh sisi keteladanan Rasulullah SAW di (hampir) semua aspek kehidupan,
Dapat memperkaya perbendaharaan kata (vocabulary) Anda karena di bagian
Tertentu Ada kutipan-kutipan dalam bahasa Inggris, menggunakan 88 referensi
Yang amat lengkap termasuk *software* hadits Dan Internet, edisi Lux, Full
Colour, Hard Cover, dilengkapi dengan apendix (piagam madinah Dan meluruskan
Riwayat pernikahan Rasulullah SAW dengan Aisyah Ra), index, tabel, grafik,
Peta yang warna-warni, Dan pita pembatas halaman.

Kekurangan: harga relatif Mahal, namun jika dibandingkan dengan manfaatnya
.. Harga ini "terlalu murah" !!!

Pujian untuk buku ini:
Buku pertama yang ditulis cendekiawan Indonesia yang mengkaitkan secara padu
Dan sistematis antara suri tauladan Muhammad SAW dengan disiplin leadership
Dan manajemen modern. Satu pencerahan yang dinanti Indonesia Dan dunia.
(DR. Hidayat Nur Wahid, Ketua MPR-RI)

Buku ini harus dibaca oleh Umat Muslim Dan Tionghoa di Indonesia, karena
Bisa memberikan inspirasi Kebangsaan Nasional. Indonesia dengan penduduk
Muslim terbesar di dunia Dan suku Tionghoa terbesar diluar "Greater China"
Sudah seharusnya merajut kembali Jalan Sutera di Tanah Air tercinta. Karena
Itulah, buku ini menjadi penting sekali. (Hermawan Kartajaya, Mark Plus.
Inc.)

"*Muhammad is* *THE MOST* *successful of all Prophets and religious
Personalities*" (*The Encyclopaedia Britanica*)

Buku yang istimewa Dan spesial ini mengkaji perjalanan hidup Rasulullah SAW
Dalam 8 bidang utama:
1. Self development atau personal leadership
2. Bisnis Dan kewirausahaan
3. Kepemimpinan keluarga
4. Dakwah
5. Sosial Dan politik
6. Sistem hukum
7. Pendidikan
8. Strategi militer

Di dalam buku ini, Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec, selaku penulis,
Mencoba melihat Rasulullah SAW dengan kaca Mata baru yang lebih luas yaitu
Bukan saja mengakui Rasulullah SAW sebagai Nabi Dan Rasul tetapi juga
Menempatkannya sebagai pemilik traits of leadership Dan models of
Management. Untuk mudahnya, traits of leadership Rasulullah SAW dibuat dalam
Satu model berbentuk cakram yang terdiri dari 8 bidang utama, yaitu: self
Development atau personal leadership, bisnis Dan kewirausahaan, kepemimpinan
Keluarga, dakwah, . Sosial Dan politik, sistem hukum, pendidikan, Dan
Strategi militer.

Secara umum, buku ini dibagi menjadi 4 bagian utama yang terdiri dari 12
Bab. Bagian I terdiri dari 2 bab yaitu bab 1 sebagai Mukaddimah Dan bab 2
Berisi pembacaan terhadap konsep-konsep manajemen Dan leadership modern.
Bagian II memuat satu bab yakni tentang bab 3 berupa survey of literature
Terhadap berbagai tulisan Dan kajian klasik tentang Muhammad SAW. Tujuan
Utama dari bagian II adalah untuk menunjukkan betapa banyaknya suri teladan
Dari Nabi Muhammad SAW yang selama ini belum tergali atau tersentuh oleh
Literatur, baik dari luar maupun dari dalam negeri.

Bagian III berisi 8 bab yang merupakan isi pokok dari buku ini.

Bagian IV terdiri dari 12 bab yang merupakan bab penutup berupa epilog. Di
Bagian akhir buku disertakan pula appendix, index, Dan daftar pustaka.

Mari Kita sedikit "menyelami" buku ini dari bab 1 hingga bab 12.

*Bab 1: Belajar Kepemimpinan Dan Manajemen dari Teladan Terbaik
*
Disini terungkap bahwa krisis terbesar dunia saat ini adalah krisis
Keteladanan (hlm 3). Dunia (Islam), terutama Indonesia, sangat merindukan
Pemimpin politik yang memiliki visi, kompetensi, Dan compassionate untuk
Memajukan dirinya (hlm 5).

Diungkap pula tentang rabun jauh orientalis, dintaranya adalah pernyataan
Dante Alighieri (1265-1321): "Muhammad adalah pemuka dari jiwa-jiwa terkutuk
Yang membangkitkan perpecahan dalam agama Dan mengembangkan agama-agama
Palsu." (hlm 8) Satu di antara sebab ketidakmampuan Kita mengambil suri
Tuladan Rasulullah SAW secara holistik Dan komprehensif adalah karena adanya
Distorsi image yang muncul dari ekses studi para orientalis. Tidak dapat
Dipungkiri bahwa orientalis memiliki etos kajian dengan kedalaman Dan
Disiplin metodologi yang tinggi (hlm 6).

Dibahas pula tentang rabun dekat kaum Muslim.
Banyak di antara Kita yang memposisikan Rasulullah SAW terlalu melangit,
Tinggi, Dan jauh di atas sehingga mendekati posisi dewa atau anak dewa.
Akibatnya beliau menjadi "asing" bagi kita dan tidak bisa ditiru dan
dijadikan suri tauladan lagi. Karena dengan demikian dimensinya menjadi
berbeda antara dimensi kita manusia biasa dan beliau sebagai "manusia
langit" (hlm 9).

Terungkap pula fakta tentang banyaknya ekonom Islam yang telah dilupakan
Barat dan umat Islam sendiri (hlm 11), antara lain:

1. Ibn Khaldun (1332-1404 M)
2. Al-Maqrizi (1364-1441 M)
3. Abu Ubaid (838 H)
4. Abu Yusuf (731-798 H)
5. Muhammad Ibn Hasan al-Saybani (750-804 H)
6. Nidzam al-Mulk al-Tusi (1018-1099 H)
7. Ibn Taymiyah (1263-1329 M)
8. Ibn Qayyim al-Jawziyah (1292-1350 M)
9. Al-Ghazali (1055-1111 M)
10. Kahn al-Dahlawi (1703-1762 M)

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika traits of leadership dan
management models Muhammad SAW masih asing bagi umatnya apalagi umat
beragama lain.

*Bab 2: Jejak-jejak Muhammad SAW dalam Teori Leadership dan Management
Modern*

Disini diungkapkan fakta bahwa hampir semua teori kepemimpinan ada pada
Muhammad SAW (hlm 19-25). Misalnya: empat fungsi kepemimpinan yang
dikembangkan oleh Stephen Covey:
1. perintis (*pathfinding*)
2. penyelaras (*aligning*)
3. pemberdaya (*empowering*)
4. panutan (*modeling*)

Begitu pula karakteristik Muhammad SAW dapat ditemukan pula di dalam
sifat-sifat dasar kepemimpinan menurut Warren Bennis (1994) dalam "*On
Becoming a Leader*", antara lain:
1. Visioner (*guiding vision*)
2. Berkemauan kuat (*passion*)
3. Integritas (*integrity*)
4. Amanah (*trust*)
5. Rasa ingin tahu (*curiosity*)
6. Berani (*courage*)

Muhammad SAW juga mempunyai keterampilan-keterampilan (*skills*) yang
dirumuskan oleh Burt Nanus dan James O'Toole berikut ini:

*Megaskills of Leadership by* Burt Nanus:
1. Berpandangan jauh ke depan
2. Menguasai perubahan
3. Disain organisasi
4. Pembelajaran antisipatoris
5. Inisiatif
6. Penguasaan interdependensi
7. Standar integritas yang tinggi

James O'Toole's *Characteristics of Values-Based Leaders*:
1. *Integrity*
2. *Trust*
3. *Listening*

*Bab 3: Khazanah Biografi Muhammad SAW*

Disini disebutkan sumber-sumber penulisan sejarah Rasulullah SAW, yaitu:
1. Al-Quran Al-Karim
2. Kitab tafsir dan hadits Rasulullah
3. Buku-buku al-maghazi wa al-siyar
4. Kitab-kitab al-dala'il
5. Buku-buku syama'il
6. Buku-buku sejarah umum
7. Buku-buku al-haramayn
8. Buku-buku sastra dan bahasa

*Bab 4: Self Development & Personal Leadership*

Disini dikemukakan tentang pembentukan self leadership Rasulullah SAW di
waktu kecil hingga dewasa, pentingnya self leadership, self leadership dan
self discipline, hubungan self leadership dan orgnizational leadership, *self
leadership* dan stress management, dan ditutup dengan mulailah dari dirimu
sendiri (hlm 63-73).

Dikemukakan pula tentang esensi dari *leadership* (hlm 71) adalah:
1. mengenali (*recognizing*),
2. menemukan (*discovering*),
3. dan mengidentifikasi diri yang sesungguhnya.

Leadership adalah bagaimana seseorang mempunyai 1. kebiasaan proaktif dan
kreatif,
2. suatu cara berpikir (*way of thinking*),
3. merasakan (*feeling*), dan
4. memfungsikan (*positioning*) sebuah cara hidup (*way of life*), dan cara
menjadi (*way of being*) yang transformatif (hlm 71-72).

Disini (hlm 72) dikemukakan pula tentang tahapan pengelolaan kinerja
diri (*self
performance*):
1. Asma al-Husna, Zikir, Shalat, Tafakur, Puasa, I'tikaf, Muhasabah
2. Self Discovering
3. Self Motivation
4. Self Energizing
5. Peak Performance

*Bab 5: Muhammad SAW sebagai Pemimpin Bisnis dan Entrepreneurship*

"*Money is not number one capital in business,
the number one capital is trust*"

Disini diceritakan masa kecil Muhammad SAW dalam membentuk jiwa wirausaha,
fungsi leadership penggembala, perjalanan dagang Muhammad SAW, peta
pasar-pasar Arab yang pernah disinggahi Muhammad SAW, 13 pusat perdagangan
Arab di masa Jahiliyah, bisnis Muhammad SAW setelah menikah, perkembangan
karir bisnis Muhammad SAW, contoh perdagangan oleh Muhammad SAW, kekayaan
Muhammad SAW, posisi kehidupan ekonomi Muhammad SAW, sikap Muhammad SAW
terhadap harta, dan wafat Muhammad SAW dengan penuh kesederhanaan (hlm
77-96).

*Bab 6: Muhammad SAW sebagai Pemimpin Keluarga yang Harmonis*

Disini diungkapkan fakta yang jarang disentuh buku-buku Islam kebanyakan,
yaitu tentang maskawin Muhammad SAW (hlm 100).

Muhammad SAW menikahi Khadijah pada tahun 595 M dengan 20 ekor unta muda
sebagai maskawin (sumber lain menyebutkan ditambah dengan emas 12,5 ons dari
harta Muhammad SAW sendiri).

Adapun putra-putri Rasulullah dengan Khadijah (hlm 101) adalah:
1. Qasim
2. Zainab
3. Abdullah
4. Ruqayah
5. Ummu Kultsum
6. Fathimah

Mengapa tidak ada putra Muhammad SAW yang dapat bertahan hidup hingga
dewasa? Apa hikmahnya? Ini dapat pembaca temukan uraiannya di halaman 102.

Yang menarik lagi, ada penjelasan yang rasional disertai grafik tentang usia
Rasulullah SAW saat monogami dan poligami (hlm 105-106). Juga dua belas
istri beliau yang diterangkan dengan tabel yang warna-warni (hlm 108-109)
sehingga para pembaca pastilah tertarik untuk membaca buku ini hingga
selesai.

Rasulullah SAW seorang ayah teladan, mertua yang pengertian, kakek
penyayang, juga suami teladan yang amat mesra dan romantis dengan para
istrinya. Mandi bersama hanyalah salah satu contoh dari 23 bentuk kemesraan
dan romantisnya Rasulullah SAW dengan para istrinya (hlm 111-121).

*Bab 7: Kepemimpinan Dakwah Muhammad SAW*

Yang menarik dari bab 7 adalah sifat-sifat kepemimpinan keagamaan Muhammad
SAW (hlm 138-142):
1. Disiplin wahyu
2. Memberikan teladan
3. Komunikasi yang efektif
4. Dekat dengan umatnya
5. Pengkaderan dan pendelegasian wewenang

*Bab 8: Muhammad sebagai Pemimpin Sosial-Politik*

Disini dijelaskan tentang keunikan politik Muhammad SAW di zamannya,
strategi Muhammad SAW dalam membidik Madinah sebagai pusat Islam, saat
hijrah Muhammad SAW, kondisi awal Madinah, segmentasi warga Madinah,
pergantian nama dari Yatsrib ke Madinah, Tahapan Pengembangan negara
Madinah, juga keadaan muslim di Makkah dan Madinah.

Kebijakan Sosial Politik yang Dilakukan Muhammad SAW pada periode Madinah
antara lain: mempersaudarakan muhajirin dan anshar, membuat kesepakatan
antarberbagai faksi yang ada di madinah. Kesepakatan ini disebut sebagai
Piagam Madinah. Adanya kesetaraan bagi semua warga, persoalan pendidikan,
lima makna kemenangan perjanjian Hudaibiyah (hlm 152-160). Disebutkan pula
delapan utusan diplomatik Muhammad SAW beserta misi mereka (hlm 161-2).

Di bidang Politik Ekonomi, Muhammad SAW telah melarang riba, gharar,
ihtikar, tadlis, dan market inefficiency (hlm 163-164). Beliau juga sangat
memperhatikan sistem upah (hlm 164) dan memiliki sistem kebijakan fiskal
yang unik di zamannya (hlm 164-177).

Diuraikan pula tentang penerimaan negara Madinah antara lain berasal dari:
1. zakat
(berbentuk uang tunai, hasil pertanian, dan binatang ternak)
2. khums (harta rampasan perang)
3. jizyah (dibayarkan oleh warga non-Muslim khususnya ahli Kitab
untuk jaminan perlindungan jiwa, properti, ibadah, dan bebas
dari kewajiban militer. Kelompok non-Muslim yang pertama kali
setuju membayar jizyah kepada Rasulullah SAW adalah kaum
Kristen Najran)
4. Kharaj (pajak tanah)
5. Sumber Penerimaan Lain, misalnya:
a. 'Usyr: bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang,
dibayar hanya sekali dalam setahun dan hanya berlaku
terhadap barang yang nilainya lebih dari 200 dirham.
b. pembayaran tebusan atas tawanan perang.
c. sumber penerimaan sekunder lainnya:
c.1. pinjaman-pinjaman
c.2. rikaz: harta karun yang ditemukan pada periode sebelum
Islam.
c.3. amwal al-fadhla: harta yang berasal dari kaum Muslim yang
meninggal tanpa ahli waris atau berasal dari barang-barang
seorang Muslim yang meninggalakan negerinya.
c.4. wakaf: harta benda yang didedikasikan kepada umat Islam
ikhlas semata karena Allah SWT.
c.5. nawa'ib: pajak yang jumlahnya cukup besar yang
dibebankan kepada kaum Muslim yang kaya untuk
menutupi pengeluaran negara selama masa darurat.
Hal ini pernah terjadi di masa perang Tabuk.
c.6. Bentuk lain shadaqah seperti qurban dan kaffarat.

*Bab 9: Muhammad SAW sebagai Pemimpin Sistem Pendidikan Holistik*

Dalam bab ini (hlm 181-213) dibahas tentang: perhatian Rasulullah SAW
terhadap pendidikan, Rasulullah SAW sebagai Living Model, lembaga-lembaga
pendidikan di masa Rasulullah SAW, lembaga-lembaga pendidikan pasca
Rasulullah SAW, tuntunan Rasul tentang sifat-sifat guru, dua puluh metode
dan teknik pengajaran.

Sebelas sifat mulia yang patut diamalkan oleh para guru (hlm187-193) yaitu:
ikhlas, jujur, walk the talk (melakukan semua yang dikatakan), adil dan
egaliter, berakhlak mulia, tawadhu, berani (dalam mengakui kesalahan dan
kekurangan diri, mengungkapkan kebenaran, menegur perilaku siswa yang
bermoral rendah atau berakhlak buruk), berjiwa humor (tidak berlebihan dalam
bergurau), sabar dan menahan amarah, menjaga lisan, mampu bersinergi dan
bermusyawarah.

Diuraikan secra lengkap dan terperinci pula disini (hlm 194-213) tentang 20
metode dan teknik pengajaran "*Holistic Learning Methods*" yaitu:
*1. Learning Conditioning
2. Active Interaction
3. Applied-Learning Method
4. Scanning and Levelling
5. Discussion and Feed Back
6. Story Telling
7. Analogy and Case Study
8. Teaching and Motivating
9. Body Language
10. Picture and Graph Technology
11. Reasoning and Argumentation
12. Self Reflection
13. Affirmation and Repetition
14. Focus and Point Basis
15. Question and Answer Method
16. Guessing with Question
17. Encouraging Students to Ask
18. Wisdom in Answering Question
19. Commenting on Students Question
20. Honesty*

*Bab 10: Muhammad SAW sebagai Pemimpin Hukum*

Dalam bab ini (hlm 217-252) dikemukakan tentang penghargaan dunia terhadap
Muhammad SAW di bidang hukum, peran Rasulullah SAW dalam pembentukan *Legal
Jurisprudence*, "karir hukum" Rasulullah SAW, peranan Rasulullah SAW dalam
pembinaan hukum, karakteristik hukum Islam, periode pembentukan hukum Islam,
Madinah kota peradaban berlandaskan hukum dan keadilan, metode pembentukan
hukum Islam, keistimewaan hukum pada masa Rasulullah SAW, berijtihad dalam
menetapkan hukum pada masa Rasulullah SAW, kesatuan hukum, kodifikasi hukum,
perkembangan periode selanjutnya.

Ada beberapa hal yang menarik, yaitu: Nabi Muhammad SAW termasuk sebagai
salah satu tokoh hukum dunia sepanjang masa (hlm 219), juga sebelas
karakteristik hukum Islam (hlm 227-236):
1. Rabbaniyah (bersumber dari Allah)
2. Tadarruj (bertahap)
3. Umum (general)
4. Ideal dan Relistis
5. Wasathiyah/moderate (seimbang dan proporsional)
6. Murunah (fleksibel)
7. Al'Adalah (adil)
8. Raf'u al-Haraj (tidak sukar)
9. Qillatu al-Taklif (meminimalkan kewajiban hukum)
10. Jalbu al-Mashalih (sesuai dengan kemaslahatan umat manusia)
11. Takamul/Syumul (komprehensif, maksudnya: lengkap, sempurna, dan
berkumpul padanya berbagai macam pandangan hidup)

*Bab 11: Kepemimpinan Militer Muhammad SAW*

"*Seratus kemenangan dalam seratus pertempuran bukanlah keterampilan militer
yang luar biasa. tetapi menundukkan kekuatan lawan tanpa pertempuran itulah
keterampilan militer yang paling hebat*." (Sun Tzu)

Dalam bab ini (hlm 255-282) diuraikan tentang: Perang Fijar, ancaman dari
luar madinah, strategi pertahanan Madinah, Perang Badar al-Kubra, Ekspedisi
antara Badr dan Uhud, Perang Uhud, Ekspedisi-ekspedisi antara perang Uhud
dan Ahzab (Khandaq), Perang Ahzab (Khandaq), operasi militer sesudah Perang
Ahzab, Perang Khaibar, Penaklukan Makkah, Ekspedisi Pasca Penaklukan Makkah,
Beberapa Strategi Militer Muhammad SAW.

Beberapa sifat kepemimpinan militer Muhammad SAW sbb:
1. Bermusyawarah dalam menentukan taktik militer
2. Mengalahkan musuh tanpa pertempuran
3. Meminimalkan jumlah korban
4. Tidak mudah marah
5. Pendelegasian Kepemimpinan Pasukan
6. Membawa Tradisi baru tujuan peperangan, yakni jihad
7. Komunikasi militer yang Jelas dan Tegas
8. Selalu waspada
9. Tidak segan turun ke bawah
10. Memberi pujian dan bersikap adil terhadap pasukan

*Bab 12. Epilog: Jika Saat ini Rasulullah SAW Duduk di Samping Anda
*
Bab ini (hlm 285-291) berisi mutiara nasihat seandainya Rasulullah SAW saat
ini di samping kita.

"Wahai saudaraku aku (Rasulullah SAW) bahagia engkau telah membaca
perjalanan dakwah dan riwayat hidupku. Aku berharap di setiap lembaran buku
yang kau baca akan kaudapatkan hikmah dan pencerahan serta motivasi untuk
berjuang menuju hari esok yang lebih baik."

"Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa dakwah yang paling utama adalah dakwah
dengan suri tauladan. Usahakanlah dengan maksimal untuk shalat tahajjud
secara teratur sebelum kita mengajak orang lain bangun shalat malam.
Bermurah tanganlah kepada kerabat dekat dan handai taulan serta fakir miskin
sebelum kita mengajak orang lain bershadqah. Berhentilah merokok sebelum
menyuruh anak Anda tidak merokok. Tekanlah ego Anda dan tebarkanlah senyum
sebelum Anda menyuruh orang lain berperilaku santun."


Tentang Peresensi:

Dito Anurogo *is a member of International Federation of Medical Students'
Associations* (IFMSA) *and Center for Indonesian Medical Students'
Activities* (CIMSA).
 
FREE Animations for your email - by IncrediMail! Click Here!

Menit-Menit Sangat Berharga Dalam Hidup

 

Tempat mengadu, meminta, Dan kembali segala urusan bagi orang beriman hanyalah Allah, Rasulullah memberitahukan menit-menit yang sangat berharga untuk menghadap Dan memohon kepada Allah:


1. Waktu sepertiga malam terakhir saat orang lain terlelap dalam tidurnya, Allah SWT berfirman:

"....Mereka para muttaqin sedikit sekali tidur di waktu malam, Dan di akhir malam, mereka memohon ampun kepada Allah." (QS Adz Dzariyat: 18-19).

Rasulullah SAW bersabda: "Rabb (Tuhan) Kita turun disetiap malam ke langit yang terendah, yaitu saat sepertiga malam terakhir, maka Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepadaKu maka Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka Aku berikan kepadanya, Dan siapa yang meminta ampun kepadaKu maka Aku ampunkan untuknya." (HR Al Bukhari)

Dari Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi SAW bersabda: "tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adala saat IA dalam sujudnya Dan jika IA bangun melaksanakan sholat pada sepertiga malam yang akhir. Karena itu, jika kamu mampu menjadi orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu maka jadilah." (HR At Tirmidzi Dan Ahmad)


2. Waktu antara adzan Dan iqamah, saat menunggu shalat berjamaah

Rasulullah SAW bersabda: "Doa itu tidak ditolak antara adzan Dan iqamah, maka berdoalah!" (HR Ahmad Dan Ibnu Hibban)

Hadits Abdullah bin Amr Ibnul Ash Ra, bahwa Ada seorang laki-laki berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu telah mengungguli Kita," maka Rasulullah SAW bersabda: "Ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh para muadzan itu Dan jika kamu selesai (menjawab), maka memohonlah, kamu pasti diberi". (HR Abu Dawud Dan Ibnu Hibban)


3. Pada waktu sujud, yaitu sujud dalam shlat atau sujud-sujud lain ang diajarkan Islam. (seperti sujud syukur, sujud tilawah Dan sujud sahwi)

"Kedudukan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika IA dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah DOA." (HR Muslim)
Dan dalam hadits Ibnu Abbas Ra, IA berkata: "Rasulullah SAW membuka tabir (ketika beliau sakit), sementara orang-orang sedang berbaris (sholat ) dibelakang Abu Bakar Ra, maka Rasulullah SAW bersabda; ""Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak tersisa dari mubasysyirat nubuwwah (kabar gembira lewat kenabian) kecuali mimpi baik yang dilihat oleh seorang Muslim atau diperlihatkan untuknya. Ingatlah bahwasanya aku dilarang untuk membaca Al Qur'an ketika ruku' atau ketika sujud. Adapun didalam ruku', maka agungkanlah Allah Dan adapun di salam sujud, maka bersungguh-sunguhla h berdoa, sebab (hal itu) pantas dimaqbulkan bagi kamu semua." (HR Muslim)


4. Setelah sholat fardhu. Yaitu setelah melaksanakan sholat-sholat wajib yang lima waktu, termasuk sehabis sholat Jumat

Allah berfirman: "Dan bertasbihlah kamu kepadaNya di malam Hari Dan selesai sholat" (QS Qaaf: 40)
"Rasulullah SAW ditanya tentang kapan DOA yang paling didengar (oleh Allah), maka beliau bersabda: "Tengah malam terakhir Dan setelah sholat-sholat yang diwajibkan." (HR At Tirmidzi)


5. Waktu-waktu khusus, tetapi tidak diketahui dengan pasti batasan-batasannya

"Sesungguhnya di malam Hari Ada satu saat (yang mustajab), tidak Ada seorang Muslim pun yang bertepatan pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan urusan dunia Dan akhirat melainkan Allah pasti memberi kepadanya." (HR Muslim)

Dalam kitab Al JAwabul Kafi dijelaskan: "...Jika DOA itu disertai dengan hadirnya kalbu Dan dalam penuh khusyu' terhadap apa yang diminta Dan bertepatan dengan salah satu dari waktu-waku yang ijabah yang enam itu yaitu: (1). Sepertiga akhir dari wakt malam, (2). Ketika adzan, (3). Waktu antara adzan Dan iqamah, (4). Setelah sholat-sholat fardhu, (5) ketika imam naik ke atas mimbar pada Hari Jumat sampai selesainya sholat Jumat pada Hari itu, (6). Waktu terakhir setelah Ashar".

FREE Animations for your email - by IncrediMail! Click Here!

Hubungan Orang Tua Dan Anak

3.3 Hubungan Antara Orang Tua Dan Anak

3.3.1 Islam Memelihara Nasab

Anak adalah rahasia orang tua Dan pemegang keistimewaannya. Waktu orang tua masih hidup, anak sebagai penenang, Dan sewaktu IA pulang ke rahmatullah, anak sebagai pelanjut Dan lambang keabadian.

Anak mewarisi tanda-tanda kesamaan orang tua, termasuk juga ciri-ciri khas, baik maupun buruk, tinggi maupun rendah. Dia adalah belahan jantungnya Dan potongan dari hatinya.

Justru itu Allah mengharamkan zina Dan mewajibkan kawin, demi melindungi nasab, sehingga air tidak tercampur, anak bisa dikenal siapa ayahnya Dan ayah pun dapat dikenal siapa anaknya.

Dengan perkawinan, seorang isteri menjadi hak milik khusus suami Dan dia dilarang berkhianat kepada suami, atau menyiram tanamannya dengan air orang lain. Oleh karena itu setiap anak yang dilahirkan dari tempat tidur suami, mutlak menjadi anak suami itu, tanpa memerlukan pengakuan atau pengumuman dari seorang ayah; atau pengakuan dari seorang ibu, sebab setiap anak adalah milik yang seranjang. Begitulah menurut apa yang dikatakan oleh Rasulullah s.a.w.26

3.3.2 Ayah Tidak Boleh Mengingkari Nasab Anaknya

Dari sini seorang suami tidak boleh mengingkari anak yang dilahirkan oleh isterinya yang seranjang dengan dia dalam perkawinan yang sah. Pengingkaran seorang suami terhadap nasab anaknya akan membawa bahaya yang besar Dan suatu aib yang sangat jelek, baik terhadap isteri maupun terhadap anaknya itu sendiri. Justru itu seorang suami tidak boleh mengingkari anaknya karena suatu keraguan, atau dugaan atau karena Ada berita tidak baik yang mendatang.

Adapun apabila seorang isteri mengkhianati suami dengan beberapa bukti yang dapat dikumpulkan Dan beberapa tanda (qarinah) yang tidak dapat ditolak, maka syariat Islam tidak membiarkan seorang ayah harus memelihara seorang anak yang menurut keyakinannya bukan anaknya sendiri; Dan memberikan waris kepada anak yang menurut keyakinannya tidak berhak menerimanya; atau paling tidak anak yang selalu diragukan identitasnya sepanjang hidup.

Untuk memecahkan problem ini, Islam membuat jalan ke luar, yang dalam ilmu fiqih dikenal dengan nama li'an. Maka barangsiapa yakin atau menuduh, bahwa isterinya telah membasahi ranjangnya dengan air orang lain kemudian is isteri itu melahirkan seorang anak padahal tidak Ada bukti yang tegas, maka waktu itu suami boleh mengajukan ke pengadilan, kemudian pengadilan mengadakan mula'anah (sumpah dengan melaknat) antara kedua belah pihak, yang penjelasannya sebagaimana diterangkan dalam al-Quran:

"Para suami yang menuduh isterinya padahal mereka tidak mempunyai saksi melainkan dirinya sendiri, maka kesaksian tiap orang dari mereka ialah empat kali kesaksian dengan nama Allah, bahwa IA termasuk orang-orang yang benar. Sedang yang kelimanya ialah, bahwa laknat Allah akan menimpa kepadanya jika dia termasuk orang-orang yang berdusta. Dan dihilangkan dari perempuan itu siksaan (dera) lantaran dia bersaksi empat kali kesaksian dengan nama Allah, bahwa dia (laki-laki) termasuk orang-orang yang berdusta. Sedang yang kelimanya: bahwa murka Allah akan menimpa kepadanya (perempuan) jika dia (laki-laki) itu termasuk orang-orang yang benar." (an-Nur: 6-9)

Sesudah itu keduanya diceraikan untuk selama-lamanya, Dan anaknya ikut kepada ibunya.

3.3.3 Mengambil Anak Angkat Hukumnya Haram dalam Islam

Kalau seorang ayah sudah tidak dibolehkan memungkiri nasab anak yang dilahirkan di tempat tidurnya, maka begitu juga dia tidak dibenarkan mengambil anak yang bukan berasal dari keturunannya sendiri.

Orang-orang Arab di masa jahiliah Dan begitu juga bangsa-bangsa lainnya, banyak yang menisbatkan orang lain dengan nasabnya dengan sesukanya, dengan jalan mengambil anak angkat.

Seorang laki-laki boleh memilih anak-anak kecil untuk dijadikan anak, kemudian diproklamirkan. Maka is anak tersebut menjadi satu dengan anak-anaknya sendiri Dan satu keluarga, sama-sama senang Dan sama-sama susah Dan mempunyai hak yang sama.

Mengangkat seorang anak seperti ini sedikitpun tidak dilarang, kendati is anak yang diangkat itu jelas jelas mempunyai ayah Dan nasabnya pun sudah dikenal.

Islam datang, sedang masalah pengangkatan anak ini tersebar luas di masyarakat Arab, sehingga Nabi Muhammad sendiri mengangkat seorang anak, yaitu Zaid bin Haritsah sejak zaman jahiliah. Zaid waktu itu seorang anak muda yang ditawan sejak kecil dalam salah satu penyerbuan jahiliah, yang kemudian dibeli oleh Hakim bin Hizam untuk diberikan bibinya yang bernama Khadijah, Dan selanjutnya diberikan oleh Khadijah kepada Nabi Muhammad s.a.w. Sesudah beliau kawin dengan dia.

Setelah ayah Dan pamannya mengetahui tempatnya, kemudian mereka minta kepada Nabi, tetapi oleh Nabi disuruh memilih. Namun Zaid lebih senang memilih Nabi sebagai ayah daripada ayah Dan pamannya sendiri. Lantas oleh Nabi dimerdekakan Dan diangkatnya sebagai anaknya sendiri Dan disaksikan oleh orang banyak.

Sejak itu Zaid dikenal dengan nama Zaid bin Muhammad, Dan dia termasuk pertama kali bekas hamba yang memeluk Islam.

3.3.3.1 Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Peraturan Jahiliah Ini?

Islam berpendapat secara positif, bahwa pengangkatan anak adalah suatu pemalsuan terhadap realita, suatu pemalsuan yang menjadikan seseorang terasing dari lingkungan keluarganya. Dia dapat bergaul bebas dengan perempuan keluarga baru itu dengan dalih sebagai mahram padahal hakikatnya mereka itu samasekali orang asing. Isteri dari ayah yang memungut bukan ibunya sendiri, begitu juga anak perempuannya, saudara perempuannya atau bibinya. Dia sendiri sebenarnya orang asing dari semuanya itu.

Anak angkat ini dapat menerima waris Dan menghalangi keluarga dekat asli yang mestinya berhak menerima. Oleh karena itu tidak sedikit keluarga yang sebenarnya merasa dengki terhadap orang baru yang bukan dari kalangan mereka ini yang merampas hak milik mereka dan menghalang pusaka yang telah menjadi harapannya.

Kedengkian ini banyak sekali membangkitkan hal-hal yang tidak baik, dapat menyalakan api fitnah dan memutus famili dan kekeluargaan.

Justru itu al-Quran menghapus aturan jahiliah ini dan diharamkan untuk selama-lamanya serta dihapusnya seluruh pengaruh-pengaruhnya.

Firman Allah:

"Allah tidak menjadikan anak-anak angkatmu itu sebagai anak-anakmu sendiri, yang demikian itu adalah omongan-omonganmu dengan mulut-mulutmu, sedang Allah berkata dengan benar dan Dialah yang menunjukkan ke jalan yang lurus. Panggillah mereka (anak-anak) itu dengan bapa-bapa mereka, sebab dia itu lebih lurus di sisi Allah. Jika kamu tidak mengetahui bapa-bapa mereka, maka mereka itu adalah saudaramu seagama dan kawan-kawanmu." (al-Ahzab: 4-5)

Baiklah kita renungkan ungkapan al-Quran yang bersih ini, yaitu kalimat: "Allah tidak menjadikan anak-anak angkatmu itu sebagai anak-anakmu sendiri, yang demikian itu adalah omongan-omonganmu dengan mulut-mulutmu."

Kalimat ini memberi pengertian, bahwa pengakuan anak angkat itu hanya omongan kosong, di belakangnya tidak ada realita sedikitpun.

Perkataan lidah tidak dapat mengganti kenyataan dan tidak dapat mengubah realita, tidak dapat menjadikan orang luar sebagai kerabat, dan orang asing sebagai pokok nasab, dan tidak pula anak angkat sebagai anak betul-betul.

Perkataan mulut tidak dapat mengalirkan darah ke dalam urat dan tidak dapat membentuk perasaan kebapaan ke dalam hati seseorang, dan tidak pula mengalir dalam kalbu anak angkat jiwa kehalusan sebagai anak betul; dia tidak dapat mewarisi keistimewaan-keistimewaan khusus dari ayah angkatnya dan ciri-ciri keluarga, baik jasmaniah, intelek maupun kejiwaannya.

Islam telah menghapuskan seluruh pengaruh yang ditimbulkan oleh aturan ini, misalnya tentang warisan dan dilarangnya kawin dengan bekas isteri anak angkat.

Dalam masalah warisan, karena tidak ada hubungan darah, perkawinan dan kerabat yang sebenarnya, maka oleh al-Quran hal itu samasekali tidak bernilai dan tidak menjadi penyebab mendapat warisan. Bahkan al-Quran mengatakan:

"Keluarga sebagian mereka lebih berhak terhadap sebagian, menurut kitabullah." (al-Anfal: 75)

Dan dalam hal perkawinan, al-Quran telah mengumandangkan, bahwa di antara perempuan-perempuan yang haram dikawin ialah bekas isteri anak betul-betul, bukan bekas isteri anak angkat.

Firman Allah:

"Dan bekas isteri-isteri anakmu yang berasal dari tulang rusukmu sendiri." (an-Nisa': 24)

Oleh karena itu seseorang dibenarkan kawin dengan bekas isteri anak angkatnya, karena perempuan tersebut pada hakikatnya adalah bekas isteri orang lain. Justru itu tidak salah kalau dia mengawininya apabila telah dicerai oleh suaminya.

3.3.3.2 Lembaga Anak Angkat Dihapus dengan praktek, Setelah Dihapusnya dengan Perkataan

Persoalan ini tidak begitu mudah, sebab masalah anak angkat sudah menjadi aturan masyarakat dan berakar dalam kehidupan bangsa Arab. Oleh karena itu dalam kebijaksanaan Allah untuk menghapus dan memusnahkan pengaruh-pengaruh perlembagaan ini tidak cukup dengan omongan saja, bahkan dihapusnya dengan omongan dan sekaligus dengan praktek.

Hikmah kebijaksanaan Allah dalam persoalan ini telah memilih Rasulullah s.a.w. sebagai pelakunya, untuk menghilangkan setiap keragu-raguan dan demi menolak setiap keberatan orang mu'min tentang dibolehkannya mengawini bekas isteri anak-anak angkatnya; dan supaya mereka yakin, bahwa apa yang disebut halal, yaitu semua yang dihalalkan Allah; dan apa yang disebut haram, yaitu semua yang diharamkan Allah.

Zaid bin Haritsah yang kita kenal sebagai Zaid bin Muhammad, telah dikawinkan dengan Zainab binti Jahsy sepupu Nabi sendiri. Tetapi karena kehidupan mereka berdua selalu goncang dan Zaid sendiri sudah banyak mengadu kepada Nabi tentang keadaan isterinya, sedang Nabi sendiri juga mengetahui keinginan Zaid untuk mencerainya, dan dengan wahyu Allah, Zainab akan dikawin oleh Nabi, tetapi kelemahan manusia tempoh-tempoh sangat mempengaruhi, maka Nabi takut bertemu dengn orang banyak. Oleh karena itu dia katakan kepada Zaid: "Tahanlah isterimu itu dan takutlah kepada Allah!"

Di sinilah ayat al-Quran kemudian turun untuk menegur sikap Nabi. Dan seketika itu beliau menyingsingkan lengan bajunya untuk tampil ke tengah-tengah masyarakat, guna menghapus sisa-sisa aturan kuno dan tradisi yang sudah usang yang mengharamkan seseorang mengawini bekas isteri anak angkatnya yang pada hakikatnya dia adalah orang asing itu. Maka berfirmanlah Allah:

"Dan (ingatlah) ketika engkau berkata kepada orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dan engkau juga telah memberi kenikmatan kepadanya (Zaid bin Haritsah): 'tahanlah untukmu isterimu dan takutlah kepada Allah', dan engkau menyembunyikan dalam hatimu apa yang Allah tampakkan, dan engkau takut manusia, padahal Allahlah yang lebih berhak engkau takutinya. Maka tatkala Zaid memutuskan untuk mencerai Zainab, kami (Allah) kawinkan engkau dengan dia, supaya tidak menjadi beban bagi orang-orang mu'min tentang bolehnya mengawini bekas isteri anak-anak angkatnya apabila mereka itu telah memutuskan mencerainya, dan keputusan Allah pasti terlaksana." (al-Ahzab: 37)

Kemudian al-Quran meneruskan untuk melindungi pribadi Nabi Muhammad s.a.w. dalam perbuatan ini dan memperkuat perkenannya serta menghilangkan anggapan dosa karena perbuatannya itu. Maka berkatalah al-Quran:

"Tidak boleh ada keberatan atas diri Nabi dalam hal yang telah diwajibkan oleh Allah kepadanya menurut sunnatullah pada orang-orang yang telah lalu sebelumnya, sebab perintah Allah itu suatu ketentuan yang telah ditentukan, (yaitu) orang-orang yang menyampaikan suruhan Allah dan mereka takut kepadaNya, dan tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah; dan kiranya cukuplah Allah sebagai pengira. Tidaklah Muhammad itu ayah bagi seseorang dari laki-laki kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup bagi sekalian Nabi, dan Allah Maha Mengetahui tiap-tiap sesuatu." (al-Ahzab: 38-40)

3.3.3.3 Mengangkat Anak dengan Arti Mendidik dan Memelihara

Begitulah pengangkatan anak yang dihapus oleh Islam; yaitu seorang menisbatkan anak kepada dirinya padahal dia tahu, bahwa dia itu anak orang lain. Anak tersebut dinisbatkan kepada dirinya dan keluarganya, dan baginya berlaku seluruh hukum misalnya: bebas bergaul, menjadi mahram, haram dikawin dan berhak mendapat waris.

Di sini ada semacam pengangkatan anak yang diakui oleh beberapa orang, tetapi pada hakikatnya bukan pengangkatan anak yang diharamkan oleh Islam. Yaitu seorang ayah memungut seorang anak kecil yatim atau mendapat di jalan, kemudian dijadikan sebagai anaknya sendiri baik tentang kasihnya, pemeliharaannya maupun pendidikannya; diasuh dia, diberinya makan, diberinya pakaian, diajar dan diajak bergaul seperti anaknya sendiri. Tetapi bedanya, dia tidak menasabkan pada dirinya dan tidak diperlakukan padanya hukum-hukum anak seperti tersebut di atas.

Ini suatu cara yang terpuji dalam pandangan agama Allah, siapa yang mengerjakannya akan beroleh pahala kelak di sorga. Seperti yang dikatakan sendiri oleh Rasululfah s.a.w. dalam hadisnya:

"Saya akan bersama orang yang menanggung anak yatim, seperti ini sambil ia menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan ia renggangkan antara keduanya. (Riwayat Bukhari, Abu Daud dan Tarmizi)

Laqith (anak yangdipungut di jalan) sama dengan anak yatim. Tetapi untuk anak seperti ini lebih patut dinamakan Ibnu Sabil (anak jalan) yang oleh Islam kita dianjurkan untuk memeliharanya.

Apabila seseorang yang memungutnya itu tidak mempunyai keluarga, kemudian dia bermaksud akan memberikan hartanya itu kepada anak pungutnya tersebut, maka dia dapat menyalurkan melalui cara hibah sewaktu dia masih hidup, atau dengan jalan wasiat dalam batas sepertiga pusaka, sebelum meninggal dunia.

Halal dan Haram dalam Islam
Oleh Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi
Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy
Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993
 

 
FREE Animations for your email - by IncrediMail! Click Here!

Hukum Islam tentang Nikah Sirih

Hukum Islam Tentang Nikah Siri


<http://hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2009/03/nikah-siri1.jpg>*
HTI-Press.* Keinginan pemerintah untuk memberikan fatwa hukum yang tegas
terhadap pernikahan siri, kini telah dituangkan dalam rancangan
undang-undang tentang perkawinan. Sebagaimana penjelasan Nasarudin Umar,
Direktur Bimas Islam Depag, RUU ini akan memperketat pernikahan siri, kawin
kontrak, dan poligami.

Berkenaan dengan nikah siri, dalam RUU yang baru sampai di meja Setneg,
pernikahan siri dianggap perbuatan ilegal, sehingga pelakunya akan
dipidanakan dengan sanksi penjara maksimal 3 bulan dan denda 5 juta
rupiah. Tidak
hanya itu saja, sanksi juga berlaku bagi pihak yang mengawinkan atau yang
dikawinkan secara nikah siri, poligami, maupun nikah kontrak. Setiap
penghulu yang menikahkan seseorang yang bermasalah, misalnya masih terikat
dalam perkawinan sebelumnya, akan dikenai sanksi pidana 1 tahun penjara.
Pegawai Kantor Urusan Agama yang menikahkan mempelai tanpa syarat lengkap
juga diancam denda Rp 6 juta dan 1 tahun penjara. [Surya Online, Sabtu, 28
Februari, 1009]

Sebagian orang juga berpendapat bahwa orang yang melakukan pernikahan siri,
maka suami isteri tersebut tidak memiliki hubungan pewarisan. Artinya, jika
suami meninggal dunia, maka isteri atau anak-anak keturunannya tidak
memiliki hak untuk mewarisi harta suaminya. Ketentuan ini juga berlaku jika
isteri yang meninggal dunia.

Lalu, bagaimana pandangan Islam terhadap nikah siri? Bolehkah orang yang
melakukan nikah siri dipidanakan? Benarkah orang yang melakukan pernikahan
siri tidak memiliki hubungan pewarisan?

* *

*Definisi dan Alasan Melakukan Pernikahan Siri*

Pernikahan siri sering diartikan oleh masyarakat umum dengan; *Pertama*;
pernikahan tanpa wali. Pernikahan semacam ini dilakukan secara rahasia
(siri) dikarenakan pihak wali perempuan tidak setuju; atau karena menganggap
absah pernikahan tanpa wali; atau hanya karena ingin memuaskan nafsu syahwat
belaka tanpa mengindahkan lagi ketentuan-ketentuan syariat; *kedua*,
pernikahan yang sah secara agama namun tidak dicatatkan dalam lembaga
pencatatan negara. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang tidak
mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan sipil negara. Ada yang
karena faktor biaya, alias tidak mampu membayar administrasi pencatatan; ada
pula yang disebabkan karena takut ketahuan melanggar aturan yang melarang
pegawai negeri nikah lebih dari satu; dan lain sebagainya. *Ketiga*,
pernikahan yang dirahasiakan karena pertimbangan-pertimbangan tertentu;
misalnya karena takut mendapatkan stigma negatif dari masyarakat yang
terlanjur menganggap tabu pernikahan siri; atau karena
pertimbangan-pertimbangan rumit yang memaksa seseorang untuk merahasiakan
pernikahannya.

Adapun hukum syariat atas ketiga fakta tersebut adalah sebagai berikut.

*Hukum Pernikahan Tanpa Wali*

Adapun mengenai *fakta pertama*, yakni pernikahan tanpa wali; sesungguhnya
Islam telah melarang seorang wanita menikah tanpa wali. Ketentuan semacam
ini didasarkan pada sebuah hadits yang dituturkan dari sahabat Abu Musa ra;
bahwasanya Rasulullah saw bersabda;

لا نكاح إلا بولي

*“Tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang wali.”* [HR yang lima kecuali
Imam An Nasaaiy, lihat, Imam Asy Syaukani, *Nailul Authar *VI: 230 hadits ke
2648].**

Berdasarkan *dalalah al-iqtidla’*, kata ”laa” pada hadits menunjukkan
pengertian ‘tidak sah’, bukan sekedar ’tidak sempurna’ sebagaimana pendapat
sebagian ahli fikih. Makna semacam ini dipertegas dan diperkuat oleh hadits
yang diriwayatkan oleh Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw pernah bersabda:

أيما امرأة نكحت بغير إذن وليها فنكاحها باطل, فنكاحها باطل , فنكاحها باطل

*“Wanita mana pun yang menikah tanpa mendapat izin walinya, maka
pernikahannya batil; pernikahannya batil; pernikahannya batil”. *[HR yang
lima kecuali Imam An Nasaaiy. Lihat, Imam Asy Syaukaniy, Nailul Authar VI:
230 hadits ke 2649].**

Abu Hurayrah ra juga meriwayatkan sebuah hadits, bahwasanya Rasulullah saw
bersabda:

لا تزوج المرأة المرأة لا تزوج نفسها فإن الزانية هي التي تزوج نفسها

*”Seorang wanita tidak boleh menikahkan wanita lainnya. Seorang wanita juga
tidak berhak menikahkan dirinya sendiri. Sebab, sesungguhnya wanita pezina
itu adalah (seorang wanita) yang menikahkan dirinya sendiri”. *(HR Ibn Majah
dan Ad Daruquthniy. Lihat, Imam Asy Syaukaniy, Nailul Authar VI: 231 hadits
ke 2649)

Berdasarkan hadits-hadits di atas dapatlah disimpulkan bahwa pernikahan
tanpa wali adalah pernikahan batil. Pelakunya telah melakukan maksiyat
kepada Allah swt, dan berhak mendapatkan sanksi di dunia. Hanya saja,
syariat belum menetapkan bentuk dan kadar sanksi bagi orang-orang yang
terlibat dalam pernikahan tanpa wali. Oleh karena itu, kasus pernikahan
tanpa wali dimasukkan ke dalam bab ta’zir, dan keputusan mengenai bentuk dan
kadar sanksinya diserahkan sepenuhnya kepada seorang qadliy (hakim). Seorang
hakim boleh menetapkan sanksi penjara, pengasingan, dan lain sebagainya
kepada pelaku pernikahan tanpa wali.

*Nikah Tanpa Dicatatkan Pada Lembaga Pencatatan Sipil*

Adapun fakta *pernikahan siri kedua*, yakni pernikahan yang sah menurut
ketentuan syariat namun tidak dicatatkan pada lembaga pencatatan sipil;
sesungguhnya ada dua hukum yang harus dikaji secara berbeda; yakni (1) hukum
pernikahannya; dan (2) hukum tidak mencatatkan pernikahan di lembaga
pencatatan negara

Dari aspek pernikahannya, nikah siri tetap sah menurut ketentuan syariat,
dan pelakunya tidak boleh dianggap melakukan tindak kemaksiyatan, sehingga
berhak dijatuhi sanksi hukum. Pasalnya, suatu perbuatan baru dianggap
kemaksiyatan dan berhak dijatuhi sanksi di dunia dan di akherat, ketika
perbuatan tersebut terkategori ”mengerjakan yang haram” dan ”meninggalkan
yang wajib”. Seseorang baru absah dinyatakan melakukan kemaksiyatan ketika
ia telah mengerjakan perbuatan yang haram, atau meninggalkan kewajiban yang
telah ditetapkan oleh syariat.

Begitu pula orang yang meninggalkan atau mengerjakan perbuatan-perbuatan
yang berhukum sunnah, mubah, dan makruh, maka orang tersebut tidak boleh
dinyatakan telah melakukan kemaksiyatan; sehingga berhak mendapatkan sanksi
di dunia maupun di akherat. Untuk itu, seorang qadliy tidak boleh
menjatuhkan sanksi kepada orang-orang yang meninggalkan perbuatan sunnah,
dan mubah; atau mengerjakan perbuatan mubah atau makruh.

Seseorang baru berhak dijatuhi sanksi hukum di dunia ketika orang tersebut;
*pertama*, meninggalkan kewajiban, seperti meninggalkan sholat, jihad, dan
lain sebagainya; *kedua*, mengerjakan tindak haram, seperti minum khamer dan
mencaci Rasul saw, dan lain sebagainya; *ketiga*, melanggar aturan-aturan
administrasi negara, seperti melanggar peraturan lalu lintas, perijinan
mendirikan bangunan, dan aturan-aturan lain yang telah ditetapkan oleh
negara.

Berdasarkan keterangan dapat disimpulkan; pernikahan yang tidak dicatatkan
di lembaga pencatatan negara tidak boleh dianggap sebagai tindakan kriminal
sehingga pelakunya berhak mendapatkan dosa dan sanksi di dunia. Pasalnya,
pernikahan yang ia lakukan telah memenuhi rukun-rukun pernikahan yang
digariskan oleh Allah swt. Adapun rukun-rukun pernikahan adalah sebagai
berikut; (1) wali, (2) dua orang saksi, dan (3) ijab qabul. Jika tiga hal
ini telah dipenuhi, maka pernikahan seseorang dianggap sah secara syariat
walaupun tidak dicatatkan dalam pencatatan sipil.

Adapun berkaitan hukum tidak mencatatkan pernikahan di lembaga pencatatan
negara, maka kasus ini dapat dirinci sebagai berikut.

*Pertama*, pada dasarnya, fungsi pencatatan pernikahan pada lembaga
pencatatan sipil adalah agar seseorang memiliki alat bukti (bayyinah) untuk
membuktikan bahwa dirinya benar-benar telah melakukan pernikahan dengan
orang lain. Sebab, salah bukti yang dianggap absah sebagai bukti syar’iy
(bayyinah syar’iyyah) adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh negara.
Ketika
pernikahan dicatatkan pada lembaga pencatatan sipil, tentunya seseorang
telah memiliki sebuah dokumen resmi yang bisa ia dijadikan sebagai alat
bukti (*bayyinah*) di hadapan majelis peradilan, ketika ada sengketa yang
berkaitan dengan pernikahan, maupun sengketa yang lahir akibat pernikahan,
seperti waris, hak asuh anak, perceraian, nafkah, dan lain sebagainya. Hanya
saja, dokumen resmi yang dikeluarkan oleh negara, bukanlah satu-satunya alat
bukti syar’iy. Kesaksian dari saksi-saksi pernikahan atau orang-orang yang
menyaksikan pernikahan, juga absah dan harus diakui oleh negara sebagai alat
bukti syar’iy. Negara tidak boleh menetapkan bahwa satu-satunya alat bukti
untuk membuktikan keabsahan pernikahan seseorang adalah dokumen
tertulis. Pasalnya,
syariat telah menetapkan keabsahan alat bukti lain selain dokumen tertulis,
seperti kesaksian saksi, sumpah, pengakuan (iqrar), dan lain
sebagainya. Berdasarkan
penjelasan ini dapatlah disimpulkan bahwa, orang yang menikah siri tetap
memiliki hubungan pewarisan yang sah, dan hubungan-hubungan lain yang lahir
dari pernikahan. Selain itu, kesaksian dari saksi-saksi yang menghadiri
pernikahan siri tersebut sah dan harus diakui sebagai alat bukti
syar’iy. Negara
tidak boleh menolak kesaksian mereka hanya karena pernikahan tersebut tidak
dicatatkan pada lembaga pencatatan sipil; atau tidak mengakui hubungan
pewarisan, nasab, dan hubungan-hubungan lain yang lahir dari pernikahan siri
tersebut.

*Kedua*, pada era keemasan Islam, di mana sistem pencatatan telah berkembang
dengan pesat dan maju, tidak pernah kita jumpai satupun pemerintahan Islam
yang mempidanakan orang-orang yang melakukan pernikahan yang tidak
dicatatkan pada lembaga pencatatan resmi negara. Lebih dari itu, kebanyakan
masyarakat pada saat itu, melakukan pernikahan tanpa dicatat di lembaga
pencatatan sipil. Tidak bisa dinyatakan bahwa pada saat itu lembaga
pencatatan belum berkembang, dan keadaan masyarakat saat itu belumnya
sekompleks keadaan masyarakat sekarang. Pasalnya, para penguasa dan
ulama-ulama kaum Muslim saat itu memahami bahwa hukum asal pencatatan
pernikahan bukanlah wajib, akan tetapi mubah. Mereka juga memahami bahwa
pembuktian syar’iy bukan hanya dokumen tertulis.

Nabi saw sendiri melakukan pernikahan, namun kita tidak pernah menemukan
riwayat bahwa melakukan pencatatan atas pernikahan beliau, atau beliau
mewajibkan para shahabat untuk mencatatkan pernikahan mereka; walaupun
perintah untuk menulis (mencatat) beberapa muamalah telah disebutkan di
dalam al-Quran, misalnya firman Allah swt;

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ
مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ وَلَا
يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ فَلْيَكْتُبْ
وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا
يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ
ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ
بِالْعَدْلِ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ فَإِنْ لَمْ
يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ
الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَى
وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ
صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَى أَجَلِهِ ذَلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ
وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَى أَلَّا تَرْتَابُوا إِلَّا أَنْ تَكُونَ
تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ
فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا وَأَشْهِدُوا إِذَا
تَبَايَعْتُمْ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ وَإِنْ تَفْعَلُوا
فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

”*Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan
(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika
yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia
sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan
jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
diantaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan
dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang
lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan
(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu
menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya.
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan
persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah
mu`amalahmu itu), kecuali jika mu`amalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah
penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang
demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu*”.[TQS AL Baqarah (2):

*Ketiga*, dalam khazanah peradilan Islam, memang benar, negara berhak
menjatuhkan sanksi mukhalafat kepada orang yang melakukan tindakan *
mukhalafat*. Pasalnya, negara (dalam hal ini seorang Khalifah dan orang yang
diangkatnya) mempunyai hak untuk menetapkan aturan-aturan tertentu untuk
mengatur urusan-urusan rakyat yang belum ditetapkan ketentuan dan tata cara
pengaturannya oleh syariat; seperti urusan lalu lintas, pembangunan rumah,
eksplorasi, dan lain sebagainya. Khalifah memiliki hak dan berwenang
mengatur urusan-urusan semacam ini berdasarkan ijtihadnya. Aturan yang
ditetapkan oleh khalifah atau qadliy dalam perkara-perkara semacam ini wajib
ditaati dan dilaksanakan oleh rakyat. Siapa saja yang melanggar ketetapan
khalifah dalam urusan-urusan tersebut, maka ia telah terjatuh dalam tindakan
mukhalafat dan berhak mendapatkan sanksi mukhalafat. Misalnya, seorang
khalifah berhak menetapkan jarak halaman rumah dan jalan-jalan umum, dan
melarang masyarakat untuk membangun atau menanam di sampingnya pada jarak
sekian meter. Jika seseorang melanggar ketentuan tersebut, khalifah boleh
memberi sanksi kepadanya dengan denda, cambuk, penjara, dan lain sebagainya=
Free Web Hosting with Website Builder